Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatatkan peningkatan rugi bersih sebesar 776 persen, atau dari posisi Rp236,51 miliar menjadi Rp2,07 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2023, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp5,27 triliun pada semester I/2023. Jumlah tersebut menurun 13,43 persen year-on-year (YoY), atau dari posisi sebelumnya sebesar Rp6,09 triliun.
Perinciannya, pendapatan dari segmen konstruksi melemah 19,25 persen secara tahunan menjadi Rp4,34 triliun, diikuti pendapatan dari bunga jasa konstruksi turun 25,5 persen YoY menjadi Rp23,85 miliar, pendapatan properti melemah 19,25 persen YoY ke Rp83,91 miliar, dan pendapatan infrastruktur ambles 33,82 persen YoY menjadi Rp28,75 miliar.
Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan Waskita yang dibukukan perseroan tercatat sebesar Rp4,81 triliun, menurun 11,47 persen secara tahunan. Hal ini diakibatkan mayoritas beban pokok yang berasal dari jasa konstruksi mengalami penurunan.
Semisal, beban pendapatan dari bahan baku turun 9,30 persen YoY menjadi Rp1,63 triliun, disusul beban subkontraktor yang mencapai Rp1,35 triliun atau terkoreksi 25,82 persen YoY, dan beban tidak langsung menurun 13,38 persen menjadi Rp924,83 miliar.
Melalui perolehan pendapatan dan beban tersebut, Waskita mengakumulasikan laba kotor sepanjang paruh pertama 2023 sebesar Rp462,58 miliar atau terkoreksi 29,61 persen YoY.
Baca Juga
Namun, setelah dikurangi berbagai beban, perseroan tercatat membukukan rugi. Sampai dengan akhir Juni lalu, WSKT membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan mencapai Rp2,07 triliun, meningkat hingga 776,26 persen dibandingkan periode tahun lalu.
Waskita juga mencatatkan jumlah total aset sebesar 1,95 persen secara year-to-date (YtD) menjadi Rp96,32 triliun. Adapun liabilitas Rp84.31 triliun alias meningkat 0,38 persen, sementara ekuitas merosot 15,69 persen YtD menjadi Rp12 triliun.
Selain itu, saldo arus kas setara kas BUMN Karya itu pada akhir periode Juni 2023 tercatat hanya mencapai Rp1,72 triliun, atau anjlok sebesar 84,47 persen secara tahunan.