Bisnis.com, JAKARTA — Popularitas film box office Barbie dan Oppenheimer di kalangan penikmat sinema Tanah Air berdampak positif bagi emiten pengelola jaringan bioskop Cinema XXI PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA). Perusahaan yang resmi listing tersebut menargetkan jumlah penonton sekitar 83,75 juta orang pada 2023, naik 25 persen dibandingkan 2022 yang mencapai 67 juta penonton.
“Sejauh ini Barbie dan Oppenheimer kinerjanya bagus dan di atas ekspektasi. Namun kami belum bisa sampaikan angka penonton karena penayangan masih berjalan,” kata Corporate Secretary Nusantara Sejahtera Raya Tri Rudy Anitio, Rabu (2/8/2023).
Tri Rudy meyakini industri perfilman akan menorehkan kinerja yang lebih baik pada 2023, didukung oleh kehadiran film-film baru yang diproduksi setelah status pandemi dicabut.
“Setiap bulan selalu ada film box office dan ada yang flop, kita tidak bisa lihat per film. Perlu lihat keseluruhan. Di tahun ini kami meyakini kinerja akan membaik dengan line-up film yang lebih baik daripada 2022,” tambahnya.
Cinema XXI membidik pertumbuhan jumlah penonton hingga 25 persen tahun ini, didukung oleh operasional yang berjalan penuh dibandingkan dengan 2022. Dengan kapasitas yang masih dibatasi pada 2022, jumlah penonton Cinema XXI tercatat mencapai 67 juta orang sehingga tahun ini ditargetkan tumbuh menjadi 83,75 juta orang.
“Tahun ini kami bisa beroperasi dengan kapasitas penuh. Dengan demikian kami perkirakan jumlah penonton naik 25 persen. Adapun dari sisi pendapatan dengan adanya tambahan harga tiket dan lainnya mungkin pertumbuhan di bawah itu,” lanjutnya.
Baca Juga
Cinema XXI membukukan pendapatan sebesar Rp4,40 triliun pada 2022 atau setara dengan 64 persen perolehan pendapatan pada 2019 sebesar Rp6,89 triliun, sementara Cinema XXI baru kembali beroperasi dengan kapasitas penuh pada Mei 2022.
Pada kuartal pertama 2023, pendapatan Cinema XXI meningkat sebesar Rp247,6 miliar atau 39,0 persen menjadi Rp883,2 miliar dari sebelumnya sebesar Rp635,6 miliar untuk periode yang sama pada 2022. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang dihasilkan oleh kegiatan usaha bioskop, makanan dan minuman, iklan dan kegiatan usaha lainnya.