Bisnis.com, JAKARTA – Laba emiten milik Hary Tanoesoedibjo, yakni PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) turun 37,96 persen secara tahunan pada semester I/2023. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya pendapatan iklan konvensional selama periode tersebut.
Menyitir laporan keuangan perseroan, MNCN membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp746,19 miliar. Jumlah ini mencerminkan penurunan sebesar 37,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY).
Selaras dengan penurunan laba, perolehan pendapatan usaha juga terkoreksi 15,7 persen YoY menjadi Rp4,44 triliun. Adapun penyebabnya dikontribusikan oleh penurunan iklan nondigital alias konvensional yang ambles 25,89 persen YoY menjadi Rp2,53 triliun.
Sementara itu, pendapatan yang bersumber dari iklan digital hanya mencapai Rp1,35 triliun atau tumbuh tipis 0,55 persen secara tahunan. Alhasil jumlah pendapatan iklan MNCN secara total terkoreksi 18,44 persen YoY menuju angka Rp3,88 triliun.
Pendapatan usaha dari segmen lain juga mengalami penurunan. Segmen konten dan intellectual property (IP), misalnya, mencapai Rp727,78 miliar alias turun 12,92 persen YoY. Sementara itu, pendapatan subscription turun 5,16 persen secara tahunan menjadi Rp249,03 miliar.
Pada periode yang sama, MNCN membukukan beban langsung sebesar Rp2,29 triliun. jumlah ini turun 0,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Alhasil, laba kotor perseroan terkoreksi 27,41 persen YoY menjadi Rp2,14 triliun.
Baca Juga
Di sisi lain, aset MNCN tercatat naik 0,07 persen year-to-date (YtD) menjadi Rp22,43 triliun pada paruh pertama tahun ini. Kenaikan tersebut diikuti liabilitas sebesar Rp1,69 triliun atau terkoreksi 32,67 persen, dan ekuitas tumbuh 2,08 persen YtD menjadi Rp20,74 triliun.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Director Corporation Secretary MNC Group Syafril Nasution mengatakan bahwa kehadiran siaran digital belum memberikan dampak signifikan terhadap bisnis perseroan.
Induk dari RCTI, GTV, MNCTV, dan iNews TV ini berharap peralihan dari siaran analog ke digital dapat memberi manfaat yang lebih besar ke perusahaan seperti yang direncanakan.
“Sejauh ini belum terlihat dampaknya dan diharapkan stabil sesuai rencana dan atau lebih baik,” Syafril Nasution kepada Bisnis, pekan lalu.