Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA) sedang dalam proses penawaran umum saham perdana atau IPO. Bukan hanya penjualan tiket bioskop, kinerja Cinema XXI juga ditopang penjualan makanan dan minuman hingga Rp1,45 triliun.
Berdasarkan prospektus, pendapatan Cinema XXI sepanjang 2022 mencapai Rp4,4 triliun. Pendapatan ini meningkat dari 2021 yang senilai Rp1,28 triliun, atau naik 243,78 persen secara tahunan atau year on year (YoY).
Dengan jumlah pendapatan tersebut, maka sebesar Rp2,68 triliun pendapatan Cinema XXI disumbang oleh tiket bioskop, Rp1,45 triliun dari makanan dan minuman, dan masing-masing Rp132 miliar dari iklan dan digital platform.
Pada 2022, Cinema XXI membukukan laba senilai Rp504,5 miliar di 2022. Hal ini berbalik dari rugi sepanjang 2022 yang senilai Rp365,8 miliar.
Sementara itu, hingga kuartal I/2023, Cinema XXI membukukan pendapatan Rp883,2 miliar, naik 38,95 persen dari Rp635,6 miliar secara tahunan.
Akan tetapi, Cinema XXI mencetak rugi senilai Rp25,58 miliar di kuartal I/2023, dari Rp47,6 miliar secara tahunan. Pasalnya, total beban dan biaya operasional Cinema XXI membengkak selama kuartal I/2023 menjadi Rp866,6 miliar, dari Rp635,6 miliar secara tahunan.
Baca Juga
Direktur Utama Indo Premier Sekuritas Moleonoto The, sebagai salah satu penjamin emisi efek CNMA, mengatakan melalui masa pandemi, kinerja Cinema XXI telah pulih. Dia menyebut, kinerja bisnis Cinema XXI berjalan relatif normal setelah kuartal I/2022.
"Di tahun lalu kinerja pendapatan XXI sudah mencapai 64 persen dari total pendapatan mereka di tahun terakhir sebelum pandemi, yakni 2019 sebesar Rp6,89 triliun," kata Moleonoto di konferensi pers rencana IPO Cinema XXI, di Jakarta, Jumat (7/7/2023).
Sementara itu, kondisi operasional lain dari Cinema XXI menurutnya sangat terdiversifikasi. Moleonoto menjelaskan pendapatan Cinema XXI di 2022 ditopang sebesar 61 persen dari penjualan tiket bioskop, sebesar 33 persen dari penjualan makanan dan minuman, iklan sebesar 3 persen, dan digital platform sebesar 3 persen.