Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah entitas usaha PT Astra International Tbk. (ASII) menutup buku semester I/2023 dengan kinerja yang bervariasi. Entitas usaha di sektor komponen otomotif terus melaju, sedangkan sektor komoditas dan konstruksi masih bergerak landai.
Hingga Jumat (27/8/2023), enam emiten konglomerasi Grup Astra sudah menyampaikan laporan keuangan per 30 Juni 2023. Emiten yang mencetak kinerja mentereng ialah di antaranya PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) dan PT Astra Graphia Tbk. (ASGR).
Kinerja Grup Astra
1. PT Astra International Tbk. (ASII)
Induk Grup Astra, PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan pendapatan bersih Rp162,39 triliun pada semester I/2023. Pendapatan ASII naik 13,01 persen yoy dari Rp143,69 triliun pada semester I/2022.
Pendapatan bersih pada semester I/2023 berasal dari penjualan barang Rp115,36 triliun, jasa dan sewa Rp32,86 triliun, dan jasa keuangan Rp14,16 triliun.
Sementara itu, ASII menghimpun laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp17,44 triliun per Juni 2023. Laba bersih Astra terkoreksi tipis 3,98 persen yoy dari sebelumnya Rp18,17 triliun.
Baca Juga
2. PT United Tractors Tbk. (UNTR)
Entitas Grup Astra di bidang pertambangan dan konstruksi, PT United Tractors Tbk. (UNTR) membukukan pendapatan Rp68,67 triliun pada semester I/2023. Pendapatan UNTR naik 13,61 persen yoy dari sebelumnya Rp60,44 triliun per semester I/2022.
Pendapatan bersih pada semester I/2023 berasal dari segmen mesin konstruksi Rp33,20 triliun, kontraktor penambangan Rp28,75 triliun, penambangan batu bara Rp22,92 triliun, penambangan emas Rp3,19 triliun, industri konstruksi Rp831,29 miliar, energi Rp156,29 miliar. Namun, terdapat eliminasi Rp20,38 triliun sehingga total pendapatan bersih Rp68,67 triliun.
UNTR mencatatkan laba bersih Rp11,21 triliun pada semester I/2023, tumbuh 8,30 persen dari Rp10,35 triliun per Juni 2022.
3. PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO)
Emiten komponen otomotif PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) menorehkan kinerja gemilang sepanjang semester I/2023 dengan mencatatkan laba bersih Rp801,55 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih AUTO melonjak 85,33 persen secara year-on-year (yoy) dibanding periode sama 2022 sebesar Rp432,49 miliar.
Melonjak laba bersih perseroan didorong meningkatnya pendapatan 9,34 persen yoy menjadi Rp9,38 triliun, dibanding semester I/2022 sebesar Rp8,58 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan AUTO ditopang dari manufaktur komponen otomotif sebesar Rp5,29 triliun dan perdagangan (trading) Rp4,08 triliun. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi Rp662,62 miliar.
Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya mengatakan seiring dengan pertumbuhan kinerja semester I/2023, perseroan berharap ke depannya pertumbuhan tersebut akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan pasar otomotif Indonesia.
"Kami juga akan terus berinovasi mengembangkan produk baru dan memperbaiki proses kerja kami untuk meningkatkan produktivitas," ujar Wanny dalam keterangan resmi dikutip Kamis, (27/7/2023).
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan AUTO juga meningkat 5,96 persen yoy menjadi Rp7,9 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp7,45 triliun.
Alhasil, laba bruto perseroan terkerek 31,77 persen yoy menjadi Rp1,48 triliun pada semester I/2023, dibanding periode sama 2022 sebesar Rp1,12 triliun.
4. PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)
Emiten perkebunan sawit Grup Astra PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester I/2023. Penurunan kinerja terlihat pada seluruh segmen usaha AALI di berbagai wilayah operasi.
Berdasarkan laporan keuangan, Kamis (27/7/2023), AALI tercatat mengakumulasi pendapatan sebesar Rp9,39 triliun pada periode Januari—Juni 2023 atau turun 14,35 persen dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,96 triliun.
Koreksi pendapatan AALI terutama disebabkan oleh turunnya kinerja di hampir seluruh wilayah operasi. Kontraksi di wilayah Sumatra mencapai 27,94 persen secara tahunan menjadi Rp4,28 triliun dan di wilayah Kalimantan 6,36 persen menjadi Rp3,57 triliun.
Sementara itu, wilayah Sulawesi tumbuh 12,37 persen dari Rp4,77 triliun menjadi Rp5,36 triliun.
Turunnya pendapatan AALI diikuti dengan berkurangnya beban pokok pendapatan sebesar 8,54 persen YoY menjadi Rp8,36 triliun pada paruh pertama 2023, dibandingkan dengan Rp9,14 triliun sepanjang semester I/2022.
Meski demikian, persentase penurunan beban yang lebih rendah daripada pendapatan bersih tetap menekan turun laba bersih AALI sebesar 54,58 persen menjadi Rp367,57 miliar, dari sebelumnya Rp809,31 miliar.
5. PT Acset Indonusa Tbk. (ACST)
Anak usaha PT United Tractors Tbk. (UNTR) atau cucu usaha Astra, PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) meraih kinerja positif di sisi topline pada paruh pertama tahun ini. Pendapatan emiten konstruksi itu melesat 63,41 persen YoY dari Rp508,7 miliar menjadi Rp831,29 miliar.
Pendapatan yang makin tebal belum mampu mendorong ACST mencetak laba pada semester I/2023. Meski demikian, rugi bersih ACST menyusut separuhnya dari Rp114,45 miliar pada kuartal I/2022 menjadi Rp55,11 miliar pada 6 bulan pertama 2023.
Dari sisi kinerja operasional, ACST memperoleh nilai kontrak baru mencapai Rp1,6 triliun hingga semester I/2023.
Corporate Secretary Acset Indonusa Kadek Ratih Paramita Absari mengatakan bahwa capaian per akhir Juni 2023 tersebut mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ratih menyampaikan bahwa sejauh ini ACST berpartisipasi aktif dalam berbagai peluang guna memenuhi pencapaian target sepanjang tahun ini.
Meski tidak menyebutkan nilai target secara terperinci, perseroan akan berupaya mencapai target yang telah ditetapkan dengan memerhatikan kompetensi dan kapasitas perseroan di bidang fondasi, struktur bangunan, serta infrastruktur.
“Selain itu, kami akan tetap fokus pada penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal yang ditentukan sebelumnya,” kata Ratih.
6. PT Astra Graphia Tbk. (ASGR)
PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) menorehkan kinerja moncer sepanjang semester I/2023 dengan mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), ASGR membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp66,92 miliar. Laba itu melonjak 113,22 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan semester I/2022 sebesar Rp31,38 miliar.
Melesatnya laba bersih perseroan didorong kenaikan pendapatan 6,60 persen yoy menjadi Rp1,31 triliun pada semester I/2023, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,23 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan ASGR ditopang dari bisnis solusi dokumen sebesar Rp639,29 miliar solusi teknologi informasi sebesar Rp617,46 miliar, dan solusi perkantoran Rp91,13 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi Rp35,96 miliar.
Presiden Direktur ASGR Hendrix Pramana mengatakan peningkatan laba bersih dikontribusikan dari meningkatnya pendapatan di unit usaha solusi dokumen sebesar 8 persen karena adanya peningkatan volume penjualan mesin pada sektor graphic art dan sektor perkantoran.
Selain itu, kenaikan pendapatan juga dikontribusikan dari unit usaha solusi teknologi informasi naik 8 persen yang berasal dari pertumbuhan bisnis di area IT Trading dan IT Services.
"Perusahaan terus berupaya menjalankan operational excellence dan digitalisasi di dalam setiap proses di seluruh lini bisnis serta mencari peluang-peluang baru untuk membangun pertumbuhan bisnis," ujar Hendrix dalam keterangannya, dikutip Jumat, (28/7/2023).