Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan sawit Grup Astra PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester I/2023. Penurunan kinerja terlihat pada seluruh segmen usaha AALI di berbagai wilayah operasi.
Berdasarkan laporan keuangan, Kamis (27/7/2023), AALI tercatat mengakumulasi pendapatan sebesar Rp9,39 triliun pada periode Januari—Juni 2023 atau turun 14,35 persen dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,96 triliun.
Koreksi pendapatan AALI terutama disebabkan oleh turunnya kinerja di hampir seluruh wilayah operasi. Kontraksi di wilayah Sumatra mencapai 27,94 persen secara tahunan menjadi Rp4,28 triliun dan di wilayah Kalimantan 6,36 persen menjadi Rp3,57 triliun.
Sementara itu, wilayah Sulawesi tumbuh 12,37 persen dari Rp4,77 triliun menjadi Rp5,36 triliun.
Turunnya pendapatan AALI diikuti dengan berkurangnya beban pokok pendapatan sebesar 8,54 persen YoY menjadi Rp8,36 triliun pada paruh pertama 2023, dibandingkan dengan Rp9,14 triliun sepanjang semester I/2022.
Meski demikian, persentase penurunan beban yang lebih rendah daripada pendapatan bersih tetap menekan turun laba bersih AALI sebesar 54,58 persen menjadi Rp367,57 miliar, dari sebelumnya Rp809,31 miliar.
Baca Juga
AALI melaporkan penurunan jumlah aset dari Rp29,24 triliun per Desember 2022 menjadi Rp29,21 triliun. Penurunan terutama disebabkan oleh berkurangnya kas dan setara kas serta pajak dibayar di muka.
Di sisi lain, jumlah liabilitas naik dari Rp7,00 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp7,23 triliun per Juni 2023. Hal ini seiring dengan kenaikan pada utang usaha pihak ketiga dari Rp1,16 triliun menjadi Rp1,34 triliun.
Adapun, posisi ekuitas turun dari Rp22,24 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp21,98 triliun pada akhir semester I/2023.
Pelemahan kinerja keuangan AALI telah terlihat sejak akhir 2022. Hal ini sejalan dengan produksi yang berkurang. Sampai dengan Desember 2022, produksi tandan buah segar (TBS) turun 1,2 persen menjadi 4,27 juta ton, begitu pula dengan pembelian TBS eksternal yang berkurang 20,8 persen menjadi 2,59 juta ton.
Sementara itu, produksi minyak sawit mentah (CPO) turun 11,5 persen secara tahunan menjadi 1,30 juta ton dari sebelumnya 1,47 juta ton pada 2021.