Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nikel Vale Cuan Semester I/2023, Cek Rekomendasi Saham INCO

Analis cenderung memandang positif saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) seiring dengan potensi pertumbuhan kinerja pada 2023.
Analis cenderung memandang positif saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) seiring dengan potensi pertumbuhan kinerja pada 2023.
Analis cenderung memandang positif saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) seiring dengan potensi pertumbuhan kinerja pada 2023.

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan kinerja PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) pada semester I/2023 turut menopang prospek sahamnya pada tahun ini. Analis cenderung memandang positif saham INCO, kendati cenderung tertekan sepanjang tahun berjalan.

Pada perdagangan Kamis (27/7/2023), saham INCO berada di level Rp6.650. Kapitalisasi pasarnya Rp66,08 triliun dengan valuasi PER 13,03 kali. Sepanjang 2023, saham INCO terkoreksi 6,34 persen.  

Kontraksi harga saham INCO sejalan dengan harga nikel di bursa London Metal Exchange yang melandai ke kisaran US$20.000 hingga US$21.000 per ton. Merujuk data Bloomberg, harga nikel sudah merosot 30 persen sepanjang tahun berjalan 2023.

Sejalan dengan ragam sentimen itu, sejumlah analis masih mempertahankan rekomendasi beli untuk saham INCO. Salah satunya, analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan.

Dalam risetnya, Hasan memaparkan pergerakan harga nikel berimbas terhadap performa INCO. Dia mencatat harga nikel LME turun sekitar 14 persen secara kuartalan pada April—Juni 2023. Senada, harga nickel pig iron (NPI) merosot hampir 20 persen secara quarter on quarter (QoQ).

“Kami meyakini INCO dapat menghasilkan margin yang lebih baik dibanding produsen NPI. Kami tetap memilih INCO sebagai top pick di sektor logam,” tulisnya dalam riset.

Di sisi produksi, Hasan meyakini INCO dapat mencapai volume produksi 70.000 ton dengan menggenjot produksi pada semester II/2023.

Terlepas dari kinerja operasional dan keuangan, isu divestasi 11 persen saham INCO juga disoroti Hasan sebagai sentimen yang membayangi pergerakan harga saham emiten berkapitalisasi pasar Rp63,84 triliun itu.

BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan proyeksi laba bersih INCO sebesar US$266 juta pada 2023 dan US$246 juta pada 2024. Sejalan dengan itu, saham INCO direkomendasikan beli dengan target harga Rp8.500.

Dalam riset sebelumnya, analis Sinarmas Sekuritas Inav Haria Chandra memberikan rekomendasi beli untuk INCO dengan target harga Rp8.800 dalam 12 bulan ke depan. Menurutnya, harga saham INCO atraktif karena sedang berada di bawah level historis.

Sementara itu, Bloomberg mencatat sebanyak 21 analis yang mengulass INCO merekomendasikan beli, sembilan analis menyarankan hold, dan satu analis memberi rekomendasi jual. Target harga saham INCO berdasarkan konsensus analis yang dihimpun Bloomberg berada pada level Rp7.625 per saham dalam 12 bulan ke depan.

Nikel Vale Cuan Semester I/2023, Cek Rekomendasi Saham INCO

Presiden Joko Widodo (kri) saat mengunjungi Blok Sorowako, Sulawesi Selatan, area konsesi tambang nikel dan operasional penghiliran nikel milik PT Vale Indonesia Tbk, pada 30 Maret 2023.

Target INCO 2023

Dari sisi kinerja, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menargetkan produksi nikel dalam matte mencapai 70.000 ton pada 2023.

Berdasarkan catatan Bisnis, target produksi INCO70.000 ton pada 2023 itu lebih tinggi dari realisasi 60.090 ton pada 2022 dan 65.388 ton pada 2021.

Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, mengatakan INCO berhasil mempertahankan laba positif berkat kelancaran pelaksanaan operasi. Ke depannya, INCO akan terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.

"Pada triwulan ini, PT Vale berhasil menurunkan biaya kas per unit produksi lebih jauh lagi, melampaui level yang pernah dicapai pada triwulan sebelumnya," jelasnya dalam siaran pers, dikutip Jumat (28/7/2023).

Pada semester I/2023, INCO memproduksi nikel dalam matte 33.691 ton, naik dari sebelumnya 26.394 ton pada semester I/2022. Penjualan nikel dalam matte juga naik menjadi 33.221 ton dari sebelumnya 27.013 ton. Namun, harga realisasi jual rata-rata (ASP) turun menjadi US$19.836 per ton per Juni 2023, dibandingkan US$20.899 per ton per Juni 2022.

"Produksi INCO masih sejalan dengan target produksi tahunan 70.000 ton pada 2023," imbuh Febriany.

Sementara itu, tingginya beban disebabkan oleh konsumsi bahan bakar dan harga diesel yang lebih tinggi. Konsumsi High Sulphur Fuel Oil (HSFO) mencapai 921.408 barel pada semester I/2023, naik dari sebelumnya 445.518 barel. Harga rata-rata HSFO turun menjadi US$78,66 per barel dari US$80,63 per barel pada semester I/2022.

Sejak April 2023, INCO memutuskan untuk mengalihkan sumber energi untuk burner dari HSFO ke batu bara, didorong oleh penurunan harga batu bara. Pada semester I/2023, volume penggunaan batu bara mencapai 142.535 ton dengan harga US$383,46 per ton, berbanding 170.955 ton dan harga US$317,97 per ton pada semester I/2022.

Menurut Febriany, Vale tetap berkomitmen untuk selalu berupaya mengurangi biaya, termasuk penyesuaian komponen lainnya sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam mengelola biaya.

INCO membukukan pendapatan US$658,96 juta atau sekitar Rp9,87 triliun (estimasi kurs akhir Juni 2023 Rp14.993 per dolar AS) per Juni 2023. Pendapatan itu naik 16,72 persen year on year (yoy) dari US$564,53 juta pada semester I/2022.

Beban pokok pendapatan INCO memang naik menjadi US$438,49 juta pada semester I/2023 dibandingkan US$208,22 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, laba bruto INCO masih naik menjadi US$220,47 juta per Juni 2023 dibandingkan dengan sebelumnya US$208,22 juta.

INCO mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai US$168,51 juta, setara Rp2,52 triliun pada semester I/2023. Laba bersih itu naik 12 persen yoy dari US$150,45 juta per semester I/2022.

Vale Indonesia menggelontorkan kas bersih untuk investasi US$116,92 juta per Juni 2023, naik dari US$87,02 juta per Juni 2022. Kas setara kas pada akhir periode US$719,88 juta pada semester I/2023, naik dari sebelumnya US$585,92 juta.

___

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper