Bisnis.com, JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) tak kunjung mengajukan penawaran harga saham divestasi kepada pemerintah kendati kontrak tambang perusahaan asing itu akan segera berakhir pada Desember 2025.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan hingga saat ini INCO belum kunjung mengajukan penawaran harga saham divestasi kepada pemerintah.
Di sisi lain, kata Bahlil, pemerintah lewat Kementerian BUMN tengah menghitung nilai divestasi perusahaan tambang nikel terintegrasi tersebut.
“Yang saya tahu [penawaran harga saham divestasi] belum, sekarang yang bahas Menteri BUMN, tapi saya jadi salah satu tim untuk perpanjangan Vale,” kata Bahlil saat ditemui di Jakarta, Jumat (30/6/2023).
Bahlil mengatakan, pemerintah bersama dengan INCO belum sampai pada pembahasan detail soal penawaran harga saham divestasi yang menjadi sisa kewajiban perusahaan untuk dapat memperoleh perpanjangan kontrak.
“Belum sampai nilai divestasi ya, BUMN lagi hitung,” kata dia.
Baca Juga
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga irit bicara mengenai proses divestasi perusahaan tambang tersebut.
Mantan walikota Solo itu menyebut, jika penyelesaian divestasi saham INCO masih dalam proses pembicaraan. Padahal masa operasi Vale Indonesia berakhir pada 28 Desember 2025 dan Vale Indonesia punya waktu hingga akhir 2024 untuk menawarkan harga divestasi saham.
“Belum, masih proses. Masih dalam proses. Jadi belum bisa saya sampaikan karena masih dalam proses. Jadi belum,” ucapnya usai meninjau smelter tembaga PT Freeport Indonesia, dikutip Rabu (21/6/2023).
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan bahwa Vale Canada Limited (VCL) ingin tetap menjadi pengendali INCO selepas pemenuhan kewajiban sisa divestasi untuk peralihan status kontrak karya (KK) menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK).
Hal itu disampaikan Arifin saat menghadiri rapat kerja bersama dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Arifin menuturkan, INCO membuka peluang menawarkan porsi divestasi saham lebih dari 11 persen kepada PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID. Namun, perseroan tetap ingin menjadi pengendali.
“Vale membuka peluang divestasi lebih besar dari 11 persen saham, dengan hak pengendalian operasional dan financial consolidation,” ujar Arifin.
Sikap direksi INCO itu, kata Arifin, sudah disampaikan saat rapat bersama dengan pemerintah yang dipimpin Wakil Menteri BUMN yang turut dihadiri pejabat teras Kementerian ESDM pada 4 Mei 2023 lalu.
“MIND ID juga ingin hak pengendalian operasional dan financial consolidation karena jika hanya membeli tambahan 11 persen saham divestasi tanpa hak tersebut, MIND ID tidak akan mendapatkan keuntungan dan berpotensi mengalami kerugian,” kata Arifin.
Kementerian ESDM sebelumnya lewat Surat No.T-782/MB.04/DJB.M/2023 tanggal 13 Maret 2023 telah meminta INCO untuk mulai mengajukan penawaran divestasi saham kepada pemerintah. Hanya saja hingga saat ini, INCO belum mengajukan penawaran harga saham divestasi.
Sekadar informasi, Vale Indonesia merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Perusahaan asal Kanada itu mengantongi Kontrak Karya pada 1968. Vale juga telah mendapatkan perpanjangan pertama pada Januari 1996.
Adapun, porsi kepemilikan emiten berkode INCO itu adalah Vale Canada Limited sebesar 43,79 persen, MIND ID sebesar 20 persen, Sumitomo Metal Mining Co Ltd sebesar 15,03 persen, dan masyarakat/publik sebanyak 20,49 persen.