Bisns.com, JAKARTA – Laju saham-saham di Wall Street beragam pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB, menyusul kenaikan suku bunga Federal Reserve atau The Fed.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 82,05 poin atau 0,23 persen, menetap di 35.520,12 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 0,71 poin atau 0,02 persen, berakhir di 4.566,75 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 17,27 poin atau 0,12 persen, ditutup pada 14.127,28 poin.
The Fed menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan secara luas, menandai kenaikan ke-11 dalam 12 pertemuan kebijakan terakhir bank sentral AS.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dalam konferensi pers bank sentral akan membuat keputusan pertemuan demi pertemuan, mengamati dengan cermat data ekonomi, tetapi mencatat bahwa penurunan suku bunga sangat tidak mungkin tahun ini.
Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien bahwa pernyataan The Fed tidak menandakan laju kenaikan yang lebih lambat di masa depan, tetapi bank mengharapkan penangguhan pada September.
"Pesan untuk pasar adalah bahwa hal itu tidak menggerakkan jarum. Selalu ada ketakutan akan kejutan besar," kata Angelo Kourfafas, ahli strategi investasi di Edward Jones.
Baca Juga
Pesan Powell jelas bahwa Fed akan menunggu dan melihat data ekonomi untuk membuat keputusan baru, kata Brent Schutte, kepala investasi di Mutual Wealth Management Northwestern. "Saya pikir Fed tidak akan berhenti sampai mereka melihat inflasi upah turun."
Menyusul laporan pendapatan perusahaan yang telah lama ditunggu pada Selasa (26/7/2023), saham perusahaan teknologi besar bereaksi beragam.
Microsoft turun 3,72 persen setelah menyusun rencana pengeluaran yang agresif untuk memenuhi permintaan layanan kecerdasan buatan (AI) baru. Pembuat Windows itu masih melampaui perkiraan untuk pendapatan dan laba triwulanan.
Alphabet melonjak 5,78 persen setelah laba kuartal kedua induk Google itu melebihi ekspektasi Wall Street karena permintaan yang stabil untuk layanan cloud dan rebound dalam iklan.
Indeks NYSE FANG+, yang menaungi banyak nama saham pertumbuhan mega cap, turun 0,72 persen. Indeks telah reli sekitar 75 persen sepanjang tahun ini di tengah optimisme atas AI dan harapan bahwa Fed mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunga.
"Setelah kenaikan ekstrim sepanjang tahun ini di saham-saham teknologi besar, kami sekarang telah beralih ke fase di mana harga saham masing-masing perusahaan sangat tidak berkorelasi satu sama lain," kata David Bahnsen, kepala investasi Bahnsen Group.