Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertahan di LQ45, Ini Strategi Sido Muncul (SIDO) di Sisa Tahun

Produsen Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) bertahan di indeks LQ45 dalam evaluasi mayor yang dilakukan Bursa Efek Indonesia.
BISNIS INDONESIA AWARD 2023 Public Relations Manager PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Sri Wahyuni (tengah) berfoto bersama dengan Wakil Presiden Komisaris PT Jurnalindo Aksara Grafika (JAG) Soebronto Laras (kanan) dan Presiden Direktur Lulu Terianto saat menerima penghargaan Bisnis Indonesia Award (BIA) 2023 kategori Farmasi di Jakarta, Rabu (31/5/2023). /JIBI/Bisnis/EusebiornChrysnamurti
BISNIS INDONESIA AWARD 2023 Public Relations Manager PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Sri Wahyuni (tengah) berfoto bersama dengan Wakil Presiden Komisaris PT Jurnalindo Aksara Grafika (JAG) Soebronto Laras (kanan) dan Presiden Direktur Lulu Terianto saat menerima penghargaan Bisnis Indonesia Award (BIA) 2023 kategori Farmasi di Jakarta, Rabu (31/5/2023). /JIBI/Bisnis/EusebiornChrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) bertahan di indeks LQ45 dalam evaluasi mayor yang dilakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode Agustus 2023 hingga Januari 2024. Manajemen SIDO mengapresiasi hal ini dan berkomitmen memberikan kinerja terbaik di sisa 2023. 

“Kami bersyukur perusahaan masih dapat bertahan sebagai penghuni LQ45 hingga saat ini. Kami akan terus berdedikasi untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Direktur Sido Muncul Leonard kepada Bisnis, Kamis (27/7/2023).

Saham SIDO tercatat telah turun lebih dari 11 persen sepanjang 2023 setelah mencapai posisi tertingginya di Rp910 pada 2 Maret 2023. Sampai dengan penutupan perdagangan Rabu (26/7/2023), saham SIDO parkir di Rp685 per lembarnya.

Secara fundamental, SIDO mengantongi penjualan bersih pada kuartal II/2023 sebesar Rp746,49 miliar atau turun 17,72 persen dibandingkan dengan kuartal I/2023 sebesar Rp907,30 miliar. 

Sementara itu, bottom line juga terkoreksi sebesar 50,77 persen dari Rp300,27 miliar pada tiga bulan pertama 2023 menjadi hanya Rp147,82 miliar pada April—Juni 2023.

Leonard mengemukakan jumlah hari libur yang panjang pada kuartal kedua 2023 menjadi penyebab penjualan tidak setinggi kuartal I/2023. “Pada April, efektif hari untuk distribusi hanyalah dua minggu saja,” katanya.

Selain itu, Leonard mengatakan daya beli masyarakat juga cenderung mengalami penurunan, terutama untuk kelompok pendapatan menengah ke bawah. SIDO melihat penurunan daya beli ini disebabkan oleh kenaikan harga kebutuhan pokok, seperti makanan dan transportasi.

“Ini cukup tinggi kenaikannya dan membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Masyarakat untuk kelompok pendapatan menengah ke bawah cenderung fokus dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya terlebih dahulu,” terangnya.

Terpisah, Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengemukakan semester II/2023 tetap memberikan peluang bagi SIDO untuk lebih fokus mendistribusikan produk ke berbagai daerah, terutama ke wilayah di luar pulau Jawa.

“Kami juga akan memperkuat kecepatan distribusi dalam pulau dengan aplikasi MySidomuncul agar stabilitas stok di level grosir sampai pengecer terjaga dan tidak terjadi kekosongan barang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper