Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen komponen otomotif milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) menorehkan kinerja gemilang sepanjang semester I/2023 dengan mencetak laba bersih konsolidasian sebesar Rp345,85 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk DRMA melonjak 140,81 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan semester I/2022 sebesar Rp143,62 miliar.
Kenaikan laba bersih perseroan didorong penjualan neto yang juga melonjak 72,33 persen yoy menjadi Rp2,74 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,59 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan perseroan ditopang dari segmen roda dua sebesar Rp1,48 triliun, diikuti segmen roda empat Rp832,01 miliar, dan segmen lain-lain Rp426,55 miliar.
Presiden Direktur DRMA Irianto Santoso mengatakan penjualan perseroan meningkat seiring dengan prospek pasar kendaraan roda empat yang semakin membesar serta didukung oleh potensi perkembangan industri kendaraan listrik di Tanah Air.
"Kami melihat adanya potensi besar pertumbuhan pasar kendaraan roda empat, yang tentu saja akan berpengaruh langsung terhadap peningkatan permintaan komponen otomotif yang diproduksi DRMA," ujar Irianto dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, dikutip Rabu, (26/7/2023).
Baca Juga
Selain kondisi pasar yang mendukung dan ekosistem kendaraan listrik yang semakin berkembang, DRMA juga gencar berinovasi untuk melokalisasikan komponen otomotif yang belum diproduksi di Indonesia. DRMA kini tengah mengembangkan komponen baterai kendaraan listrik.
"DRMA akan memasang Electro Dipping Line baru pada akhir tahun ini, yang sangat penting untuk produksi casing kemasan baterai. DRMA akan memproduksi komponen secara lokal dan mengurangi ketergantungan impor," katanya.
Seiring kenaikan penjualan, beban pokok penjualan DRMA juga ikut terkerek 64,13 persen yoy menjadi Rp2,25 triliun dibanding periode sama 2022 sebesar Rp1,37 triliun.
Alhasil, laba bruto perseroan naik 124,40 persen menjadi Rp485,52 miliar dibanding semester I/2022 sebesar Rp216,36 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset DRMA tumbuh menjadi Rp3,38 triliun hingga 30 Juni 2023, dibanding posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp2,68 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp1,62 triliun dibanding akhir 2022 sebesar Rp1,28 triliun. Sedangkan ekuitas juga naik menjadi Rp1,75 triliun dibanding posisi Desember 2022 sebesar Rp1,40 triliun.