Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp14.998 pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (25/7/2023). Mayoritas mata uang Asia lainnya juga terpantau menguat terhadap greenback.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,19 persen atau naik 28,5 poin ke Rp14.998 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah menguatnya indeks dolar AS sebesar 0,02 persen ke 101,37.
Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga menguat seperti yen Jepang dengan penguatan 0,08 persen. Kemudian dolar Singapura naik 0,23 persen, dolar Taiwan naik 0,20 persen, won Korea Selatan menguat 0,36 persen, dan peso Filipina naik 0,16 persen.
Lalu yuan China naik 0,62 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,09 persen. Sementara itu, mata uang lain seperti rupee India melemah 0,03 persen dan baht Thailand turun 0,11 persen.
Dari sentimen dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen, selama tujuh bulan beruntun, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 24-25 Juli 2023.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan Dewan Gubernur BI mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 5,75 persen.
Baca Juga
"Keputusan mempertahankan BI7DRR sebesar 5,75 persen ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3 +/- 1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5 +/- pada 2024," katanya dalam konferensi pers, Selasa (25/7/2023).
Sebelumnya, Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi dalam risetnya hari ini memperkirakan rupiah bergerak flat di rentang Rp15.000-Rp15.100.
Dalam risetnya, Lionel menuturkan sentimen global datang dari pelemahan aktivitas manufaktur di AS dan Eropa yang terus berlanjut di tengah resiliensi ekspansi sektor jasa. Menurutnya, hal ini tercermin dari angka PMI manufaktur dan jasa yang dirilis tadi malam. PMI manufaktur di zona Euro dan Britania Raya menurun lebih rendah dari konsensus pada bulan Juli menjadi masing-masing 42,7 dan 45.
Sementara itu, PMI manufaktur AS naik menjadi 49, walaupun masih di zona kontraksi. PMI sektor jasa zona Euro, Britania Raya, dan Amerika Serikat melemah lebih rendah dari konsensus menjadi masing-masing 51,1, 51,5, dan 52,4.