Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) optimistis pertumbuhan jumlah penumpang dapat mengalami tren kenaikan pada kuartal III/2023.
Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan estimasi angkutan penumpang Garuda Indonesia hingga kuartal ketiga tahun ini diperkirakan akan melampaui capaian angkutan penumpang sepanjang 2022.
"Garuda Indonesia memperkirakan adanya tren kenaikan jumlah penumpang hingga lebih dari 36,45 persen pada kuartal III/2023 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 lalu," ujar Irfan kepada Bisnis, Senin (24/7/2023).
Berdasarkan catatan pemberitaan Bisnis, pada kuartal III/2022 GIAA telah mengangkut sebanyak 10,49 juta penumpang, atau mengalami peningkatan 61,11 persen secara quarter-on-quarter (qoq) dibandingkan dengan pergerakan penumpang pada kuartal II/2022.
Irfan mengatakan, proyeksi ini menjadi capaian tersendiri untuk melihat outlook kinerja perseroan pada 2023 yang sejalan dengan upaya strategis GIAA untuk meraih akselerasi pemulihan kinerja. Prediksi peningkatan trafik penumpang didukung dengan selesainya proses restrukturisasi pada akhir 2022 lalu.
"Optimisme kinerja Garuda Indonesia di tahun 2023 turut terepresentasikan melalui EBITDA perseroan yang mencatatkan pertumbuhan pada akhir kuartal I/2023 menjadi US$71 juta," katanya.
Baca Juga
GIAA pun melakukan berbagai strategi untuk mendongkrak kinerja, salah satunya dengan menambah 5 unit pesawat Boeing B737-800NG untuk mendukung kegiatan operasional perseroan pada tahun ini.
Selain itu, GIAA juga akan memperluas layanan penerbangan umrah ke Tanah Suci dari lima kota besar di Indonesia yaitu Yogyakarta, Makassar, Surabaya, Banda Aceh, dan Kertajati menuju Jeddah dan Madinah yang akan dilaksanakan secara bertahap selama periode Agustus–September 2023.
"Melalui berbagai upaya optimalisasi layanan penerbangan ke Tanah Suci ini, ke depannya diharapkan akan dapat turut meningkatkan frekuensi layanan penerbangan umrah Garuda Indonesia sebanyak 70 persen dari yang sebelumnya hanya dilayani dengan keberangkatan dari Jakarta baik menuju Jeddah maupun Madinah," katanya.
Dengan memperluas layanan penerbangan umrah ke lima kota besar, GIAA optimistis dapat meningkatkan kinerja keuangan hingga akhir 2023.
Ditinjau kinerja keuangannya, Garuda Indonesia pada tiga bulan pertama tahun ini masih membukukan rugi bersih US$110,13 juta atau setara Rp1,65 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS).
Kendati demikian, pendapatan GIAA melonjak signifikan. Pendapatan GIAA pada kuartal I/2023 terpantau melesat 72,2 persen yoy menjadi US$602,99 juta atau sekitar Rp8,85 triliun dibanding kuartal I/2022 sebesar US$350,15 juta.