Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan tambang tembaga dan emas PT Freeport Indonesia menyebut belum akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan pihaknya tidak memiliki rencana untuk melakukan penawaran umum perdana saham.
"Enggak ada, Amman kali [melakukan IPO]," kata Tony ditemui usai Katadata Indonesia Data and Economic Conference, Kamis (20/7/2023).
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan pihaknya terus menggali potensi untuk membawa perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO di Bursa.
"Ada pendekatan ke Freeport? Nanti saya sampaikan. Tapi dengan Mandiri Sekuritas kami menggali potensi IPO di seluruh Indonesia, termasuk Freeport. Semua," kata Nyoman belum lama ini.
Sebelumnya, salah satu perusahaan emas terbesar di Indonesia PT Amman Mineral Indonesia Tbk. (AMMN) melakukan IPO dengan menerbitkan 6,32 miliar saham atau setara 8,8 persen saham ke publik. AMMN menawarkan sahamnya dengan harga Rp1.695 per saham.
Baca Juga
Dengan harga penawaran tersebut, nilai penawaran umum perdana saham AMMN ini senilai Rp10,73 triliun.
AMMN akan mengalokasikan dana IPO untuk sejumlah proyek ekspansi. Pertama, dana sebesar Rp1,79 triliun akan digunakan sebagai penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kedua, dana sebesar Rp3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Terakhir, sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT untuk membiayai pengeluaran modal proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di KSB, Provinsi NTB.