Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan bidang distribusi dan infrastruktur energi dan menjalankan operasional ekosistem kepelabuhan dan kemaritiman PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI) percaya diri mampu menjadi pemain utama di bidang kemaritiman lewat rencana melantai di bursa saham atau initial public offering (IPO) pada tahun ini.
Direktur Utama Humpuss Maritim Internasional Tirta Hidayat optimistis bisnis yang dijalankan perseroan memiliki prospek yang menjanjikan terlebih dengan adanya aturan asas cabotage dalam dunia pelayaran Indonesia yang mengharuskan kapal berbendera dan awak kapal berkebangsaaan Indonesia untuk aktivitas pengakapalan di wilayah Nusantara.
“Asas cabotage yang tertuang pada Undang-Undang No 17 Tahun 2008 menjadi keuntungan kami sebagai penyedia jasa angkutan perkapalan, berikut pengelolaan kapal dan SDM-nya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (17/7/2023).
Adapun, secara umum lini bisnis perseroan ditopang oleh empat sektor, di antaranya jasa penyewaan kapal, jasa pengelolaan kapal, jasa pengelolaan awak kapal, serta pusat pelatihan awak kapal yang dioperasikan perseroan maupun sejumlah anak usaha lainnya yang saling mendukung.
Tirta menjelaskan bisnis penyewaan kapal perseroan terutama disokong oleh penyediaan kapal pengangkutan gas alam cair (LNG), jasa layanan angkutan bahan bakar premium dan crude oil, pengangkutan bahan kimia dan petrokimia.
Selain itu, HUMI juga memiliki jasa penunjang kegiatan lepas pantai, penyediaan Floating Storage Regasification Unit (FSRU). FSRU Jawa 1 menjadi salah satu portofolio perseroan, di mana seluruh pengawakan dan pemeliharaannya dikelola oleh PT Humolco LNG Indonesia, entitas usaha HUMI.
Humolco LNG Indonesia sendiri telah berpengalaman 30 tahun dalam mengoperasikan kapal LNG dan FSRU, sehingga akan menjadi sorotan utama bagi perusahaan asing penyedia kapal LNG yang saat ini mengoperasikan kapal LNG-nya di Indonesia.
“Ini menjadi peluang yang sangat besar untuk mengoperasikan kapal LNG berbendera asing, mengingat dalam segmen ini, Humolco LNG Indonesia menjadi pemimpin dan pemain satu-satunya di Indonesia untuk segmen Jasa Pengelolaan Kapal LNG,” tambahnya.
Pendapatan HUMI Naik
Dengan operasional perusahaan yang tersegmentasi dengan baik, perusahaan dalam laporan keuangan yang belum di audit, periode 31 Maret 2023, telah mencatat peningkatan pendapatan sebesar US$23,3 juta atau naik bila dibandingkan dengan periode yang sama 2022 sebesar US$21,3 juta.
Sementara itu, laba periode tahun berjalan, setelah efek penyesuaian laba entitas yang bergabung di dalam perseroan, per Maret 2023 perseroan membukukan pencapaian mencapai US$5,15 juta atau naik signifikan bila dibandingkan laba periode Maret 2022 sebesar US$3,53 juta.
Lebih jauh dari sisi segmen jasa penyewaan dan pengelolaan kapal, segmen jasa penunjang armada laut (marine support) yang dimiliki HUMI juga memiliki prospek bisnis yang menjanjikan.
Berdasarkan laporan Seafarer Workforce, kebutuhan awak kapal dunia untuk level perwira pada tahun 2026 diperkirakan mencapai 947.050. Adapun, kemampuan pasokan SDM setiap tahunnya hanya mencapai 17.902 atau 2 persen per tahun.
Sementara itu, kebutuhan awak kapal rating dunia (non perwira) diperkirakan mencapai 1.069.500. Kebutuhan suplai setiap tahunnya sekitar 6.866 atau 0,6 persen per tahun. Tingginya kebutuhan akan awak kapal juga terjadi di dalam negeri.
Mengacu data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, jumlah armada nasional terus bertambah. Dalam periode 31 Mei 2005 – 31 Desember 2019, terdapat pertumbuhan armada sekitar 26.546 kapal.
“Dari data-data tersebut, maka terlihat adanya kebutuhan pada segmen bisnis jasa penunjang armada laut yang dijalankan perseroan saat ini,” ungkapnya.
Sebagai pendukung utama dalam industri distribusi energi, HUMI juga melakukan pengelolaan dan pengembangan awak kapal melalui jasa pelatihan yang pengalamannya telah teruji yang didukung oleh keahlian terbaik dengan kompetensi sesuai standar pelayaran internasional dan nasional.
Segmen pelatihan awak kapal perseroan dikelola oleh anak usahanya, PT ETS Internasional (ETSI) melalui pusat pendidikan dan latihan bernama Humpuss Trilogi Maritime Training Center (HTMTC). Pusdiklat HTMTC menyediakan 15 jenis sertifikat COP (Certificate of Proficiency) dengan standar internasional.
“Melalui berbagai lini bisnis yang dijalankan HUMI, kami berharap dapat mendukung kebutuhan industri maritim di Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan yang dikelilingi lautan luas,” tutupnya.