Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Kelolaan Panin AM Tembus Rp15,12 Triliun per Juni 2023

Manajer investasi Panin Asset Management mencatatkan dana kelolaan nasabah atau Asset Under Management (AUM) senilai Rp15,12 triliun hingga akhir Juni 2023.
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Manajer investasi PT Panin Asset Management mencatatkan dana kelolaan nasabah atau Asset Under Management (AUM) senilai Rp15,12 triliun hingga akhir Juni 2023.

Berdasarkan laman resmi Reksa Dana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga semester I/2023, total unit penyertaan reksa dana nasabah di Panin Asset Management mencapai 11,89 miliar unit.

Adapun, dana kelolaan reksa dana Panin AM tersebut tumbuh 4,63 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan NAB pada Juni 2022 yang sebesar Rp14,45 triliun.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan salah satu faktor terkereknya kinerja dana kelolaan perusahaan karena adanya subscription dan kenaikan kinerja di reksa dana saham dan pendapatan tetap.

"Selain itu, untuk reksa dana terproteksi ada yang jatuh tempo, dan pasar uang ada perpindahan ke jenis reksa dana yang lebih agresif," ujar Rudiyanto kepada Bisnis dikutip Selasa, (11/7/2023).

Kendati demikian, dia mengatakan perusahaan tidak mengandalkan salah satu reksa dana jenis tertentu untuk mengerek kinerja dana kelolaan, karena perusahaan menawarkan sesuai kebutuhan investor.

"Kami tidak menargetkan jenis tertentu, semua kami buka dan tawarkan sesuai kebutuhan dan profil nasabah. Saat ini kami juga sudah menawarkan reksa dana syariah efek global," katanya.

Terkait prospek kinerja aset dasar reksa dana pada sisa tahun berjalan, menurutnya reksa dana saham masih akan tertekan, terutama karena IHSG yang masih sulit mencapai level psikologis 7.000.

"Meski saham bluechip seperti perbankan mengalami all time high, tapi kinerja saham lain serta saham perusahaan baru IPO yang turun menyeret kinerja IHSG. Reksa dana bisa outperform apabila lebih selektif dalam memilih pasar," katanya.

Di lain sisi, menurutnya untuk pasar obligasi dalam negeri masih sangat positif karena inflasi terkendali dan suku bunga diperkirakan tidak naik. Hal itu berbanding terbalik dengan Amerika Serikat (AS) yang inflasi masih jauh dari target dan suku bunga The Fed kemungkinan naik.

Meski demikian, kenaikan harga obligasi dari awal tahun juga sudah signifikan sehingga potensi kenaikan harga lebih terbatas di semester II/2023

Terkait strategi meningkatkan dana kelolaan, Rudi mengatakan pihaknya akan menjaga kinerja produk agar lebih baik dari benchmark, bekerja sama dengan agen penjual dan gerai, serta mengoptimalkan jaringan pemasaran yang dimiliki Panin Asset Management.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper