Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Senin 10 Juli 2023, Waspada The Fed

Sinyal terkait The Fed yang masih akan menaikkan suku bunga berimbas kepada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sinyal terkait The Fed yang masih akan menaikkan suku bunga berimbas kepada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Bisnis/Himawan L Nugraha
Sinyal terkait The Fed yang masih akan menaikkan suku bunga berimbas kepada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Bisnis/Himawan L Nugraha
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah pekan ini masih dibayangi sikap Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve soal potensi kenaikan suku bunga pada pertemuan akhir Juli 2023.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS ditutup melemah 0,87 persen ke level 102,27 pada akhir perdagangan Jumat, (7/7/2023). Sementara itu, rupiah juga ditutup melemah ke posisi Rp15.142 terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, sinyal terkait The Fed yang masih akan menaikkan suku bunga berimbas kepada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, rupiah diprediksi akan mengalami tren pelemahan ke arah resisten Rp15.200.

"Sejauh ini isu kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 2 kali lagi tahun ini masih membayangi pergerakan nilai tukar. Di awal pekan dolar sempat sedikit melemah karena data ekonomi yang dirilis di bawah ekspektasi pasar," ujar Ariston kepada Bisnis dikutip Minggu, (9/7/2023).

Sebagaimana diketahui, hasil risalah The Fed dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 13-14 Juni mengisyaratkan para pejabat akan menaikkan dua kali suku bunga sebesar 25 basis poin atau satu kali kenaikan 50 basis poin sebelum akhir tahun.

"Data ekonomi AS yakni data tenaga kerja versi pihak swasta ADP dan PMI sektor jasa dirilis lebih bagus dari prediksi sehingga ini menguatkan sinyal dari Bank Sentral yang masih ingin menaikan suku bunganya lagi yang mengakibatkan penguatan dolar AS," katanya.

ADP non-pertanian merupakan data perubahan jumlah tenaga kerja AS di luar sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan serta pegawai negeri sipil AS, yang dilakukan oleh lembaga ADP. Data terbaru menunjukkan kenaikan 497.000 untuk bulan Juni, dibandingkan revisi bulan Mei yang turun menjadi 267.000.

Sedangkan data PMI Non-Manufaktur ISM AS terbaru bulan Juni sebesar 53,9 persen dari sebelumnya 50,3 persen pada Mei. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan 51 persen. Investor juga masih menunggu data inflasi AS yang dirilis pekan depan.

"Pergerakan dolar ini memang masih bergantung dari data-data ekonomi AS yang akan dirilis ke depannya. Semakin bagus data ekonomi AS, dolar AS semakin menguat karena ini mendukung kebijakan pengetatan moneter untuk menurunkan tekanan inflasi AS," jelasnya.

Menurutnya, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pekan ini sudah mengalami kenaikan, yang artinya pasar mengantisipasi kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS. Alhasil, tendensi penguatan dolar AS karena sentimen The Fed menurutnya masih cukup besar.

"Pekan ini ada potensi pelemahan [rupiah] ke arah resisten di Rp15.200, sementara potensi penguatan ke arah Rp15.000," pungkas Ariston.

Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.

15:05 WIB
Rupiah ditutup melemah

Pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 62 poin atau 0,41 persen menjadi Rp15.204,5 per dolar AS.

Indeks dolar AS naik 0,16 persen ke level 102,431.

10:04 WIB
Rupiah turun 28 poin

Pukul 10.00 WIB, rupiah turun 28 poin atau 0,18 persen menjadi Rp15.170,5 per dolar AS.

Indeks dolar AS naik 0,14 persen ke level 102,417.

09:10 WIB
Rupiah dibuka melemah

Pukul 09.02 WIB, rupiah dibuka turun 7,5 poin atau 0,05 persen menjadi Rp15.150 per dolar AS.

Rupiah melemah di tengah penguatan mayoritas mata uang Asia.


Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper