Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengelola hotel Grup Sahid, PT Hotel Sahid Jaya International Tbk. (SHID) membidik ekspansi jaringan hotel baru di wilayah Bandung, Jawa Barat.
Corporate Director of Operations Sahid Group Andreas Lalenoh menjelaskan, ekspansi yang akan dilakukan bukannya membangun hotel baru. Perseroan juga akan menggandeng para pebisnis hotel untuk bekerja sama dalam hal manajemen perhotelan di bawah bendera Grup Sahid.
"Jadi kami akan bekerja sama dengan para pengusaha hotel yang perlu sentuhan keprofesionalan kami untuk mengelola hotelnya. Sudah ada beberapa business leads yang ada dari kami dan itu kebanyakan dari Bandung," ujar Andreas kepada Bisnis saat ditemui di kawasan Bogor, Sabtu, (8/7/2023).
Dia menambahkan alasan pemilihan Bandung karena wilayah tersebut merupakan destinasi wisata favorit, terutama bagi warga Jakarta setiap akhir pekan.
"Kami mau memperluas portofolio kami di Bandung. Sebab, kami merasa agak tertinggal di Bandung yang selalu ramai setiap liburan."
Perseroan optimistis para pebisnis hotel di Bandung akan menyambut baik kerja sama dengan Grup Sahid lantaran perseroan memiliki jaringan yang kuat dan infrastruktur yang memadai.
Baca Juga
"Karena kami punya jaringan hotel yang banyak dan infrastruktur yang baik, mereka berharap dengan ikut jaringan Sahid Group maka hotel mereka akan lebih terekspos ke pasar," imbuh Andreas.
Berdasarkan laman resmi Sahid Hotels and Resorts, Grup Sahid mengelola 27 properti di 21 kota di Indonesia dengan 3.843 kamar. Grup Sahid juga telah berekspansi ke pasar global dengan mendirikan hotel di Bukhara, Uzbekistan.
Seiring pemulihan pascapandemi Covid-19, rasio okupansi hotel dan resort perseroan pun berangsur-angsur meningkat hingga di atas 50 persen setiap bulannya.
"Kalau bisnis hotel itu secara okupansi rata-rata 60-70 persen per bulan. Kalau resort otomatis agak lebih kecil, tapi lebih kuat di weekend, kalau lagi long weekend bisa sampai 100 persen."
Tak hanya hotel, Grup Sahid juga memperluas portofolio dengan merambah bisnis food and beverage (F&B) seperti Le Manah Cafe Bogor, Bengawan Solo Restaurant Jakarta, dan masih banyak lagi.
"Kami mencari ceruk pasar yang dapat kami penetrasi, salah satunya kami mengembangkan bisnis F&B. Jadi semua hotel itu saya instruksikan atas arahan dari jajaran komisaris dan direksi, untuk mengembangkan bisnis F&B," pungkas Andreas.
Ditinjau secara kinerja, SHID membukukan pendapatan Rp24,44 miliar per kuartal I/2023, atau meningkat 41,78 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sebelumnya Rp17,23 miliar.
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan juga meningkat 55,25 persen yoy menjadi Rp9,34 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp6,01 miliar. Alhasil, laba kotor naik 34,56 persen menjadi Rp15,10 miliar.
Adapun, SHID masih membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp5,71 miliar pada kuartal I/2023. Meski demikian, rugi bersih tersebut terpangkas 31,91 persen dibanding periode sama 2022, yang sebesar Rp8,39 miliar.