Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Pipa Spindo (ISSP) Naik, Dividen Ditebar Rp6 per Saham

Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) siap untuk bagikan dividen sebesar Rp42,3 miliar.
Pipa baja ERW Spindo telah digunakan di beberapa proyek jembatan, proyek konstruksi terutama untuk bangunan bentang lebar seperti bandara, stadion, dan aula, serta aplikasi struktur selubung bangunan. /Spindorn
Pipa baja ERW Spindo telah digunakan di beberapa proyek jembatan, proyek konstruksi terutama untuk bangunan bentang lebar seperti bandara, stadion, dan aula, serta aplikasi struktur selubung bangunan. /Spindorn

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) siap untuk bagikan dividen sebesar Rp42,3 miliar atau dengan rincian Rp6 per saham.

Tindakan ini pun tidak terlepas dari kinerja yang meningkat dalam setahun belakangan. Sepanjang tahun 2022, ISSP memperoleh pendapatan sebesar Rp6,23 triliun atau meningkat 14,6 persen dari tahun sebelumnya yang sebanyak Rp5,3 triliun.

Dengan demikian, dividen payout ratio perusahaan atau persentase dividen dari pendapatan perusahaan adalah 13,9 persen. Sisa dari keuntungan yang diperoleh adalah untuk digunakan sebagai dana cadangan yakni sebesar Rp10 miliar dan sisanya digunakan sebagai laba ditahan untuk menambah modal kerja perusahaan.

Manajemen Spindo mengaku bahwa perseroan masih optimis pada pencapaian target di tahun ini karena permintaan di dalam negeri yang masih baik. Maka itu, perseroan pun masih berambisi untuk meningkatkan penjualan hingga 500.000 ton per tahun, pada 2025 mendatang. 

Saat ini, mereka pun berfokus pada strategi optimalisasi modal kerja yang berupa AR dan inventory control untuk menghadapi perubahan harga pasar dan ketersediaan pasokan. Lalu, Spindo juga sedang berupaya untuk memperluas aplikasi penggunaan pipa baja ke berbagai sektor-sektor usaha lain yang masih belum dijangkau.

Namun, perusahaan juga mengaku bahwa mereka tetap berhati-hati, mengingat kinerja ekonomi global serta harga komoditas baja yang saat ini masih mengalami penurunan mulai kuartal III/2022. Selain itu, ada pula tahun politik yang juga akan berdampak pada perekonomian nasional, iklim investasi, serta permintaan pipa baja.

Maka dari itu, perseroan pun berencana untuk memilih untuk mengambil strategi yang lebih konservatif terkait keuangan. Bahkan, perusahaan juga menyatakan bahwa jika diperlukan, mereka bersedia mengadakan penyesuaian target sekitar kuartal III tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper