Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IDXENERGY Anjlok Semester I/2023, Saham PTBA, AKRA hingga BYAN Jadi Beban

Indeks saham sektor energi (IDXENERGY) terpantau anjlok 23,76 persen sepanjang tahun 2023. Tertekan saham PTBA, AKRA, hingga BYAN.
Karywan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karywan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA —  Emiten sektor energi yang tergabung dalam indeks sektoral IDXENERGY terpantau anjlok 23,76 persen sepanjang 2023 berjalan. Pelemahan indeks ini ditekan oleh sejumlah saham seperti PTBA, AKRA hingga saham orang terkaya di Indonesia, BYAN.

Berdasarkan data Bloomberg, dikutip Jumat (30/6/2023), saham emiten BUMN, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) tercatat menekan sektor energi hingga 80,77 persen. Sepanjang semester I/2023, saham PTBA mengalami koreksi hingga 27,37 persen dan dalam setahun juga anjlok 33,83 persen, parkir di harga Rp2.680.

Pada urutan kedua terdapat emiten PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) menekan sektor energi hingga 23,25 persen. Saham AKRA masih mencatat pertumbuhna positif 1,23 persen sepanjang 2023 berjalan, dan naik 28,51 persen dalam setahun dan berada di level Rp1.420 pada akhir perdagangan semester I/2023.

Di belakang AKRA terdapat saham orang terkaya di Indonesia, Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang menekan sektor energi hingga 17,06 persen. Saham BYAN tercatat terkoreksi 26,19 persen sepanjang 2023 dan masih terpantau naik 182,07 dalam setahun. Saat ini saham BYAN parkir di level Rp15.500.

Saham lainnya yang memberatkan sektor energi adalah PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC). Saham MEDC memberatkan sektor energi 2,87 persen dan mengalami koreksi 1,11 persen ke level Rp890 pada akhir perdagangan semester I/2023.

Kemudian terdapat emiten Grup Adaro, yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) yang menekan hingga1,47 persen ke sektor energi. Saham ADMR tercatat mengalami koreksi 0,54 persen pada akhir perdagangan semester I/2023 dan berada di level Rp925.

Beberapa saham lainnya yang menekan sektor energi adalah saham emiten Hary Tanoesoedibjo IATA, dilanjutkan dengan BULL, MCOL, SMMT, dan PSSI yang masing-masing menekan hingga 1,26 persen, 0,92 persen, 0,79 persen, 0,68 persen, dan 0,54 persen.

Di sisi lain, emiten Grup Bakrie dan Salim, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi saham yang paling besar mendorong sektor energi sebesar  11,03 persen. Saham BUMI terpantau naik 1,77 persen pada akhir Juni 2023 ke Rp115.

Namun, sepanjang 2023 berjalan, harga saham BUMI masih mencatat penurunan 28,57 persen dan naik 98,28 persen dalam setahun.

Berikutnya terdapat emiten Grup Adaro yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) menopang sektor energi 4,85 persen. Saham ADRO terpantau turun 42,08 persen sepanjang 2023 dan tuun 38,57 persen dalam setahun ke posisi Rp2.230.

Saham lainnya yang menopang sektor energi ada CUAN, TCPI, dan ITMG yang masing-masing menopang indeks sebesar 3,39 persen, 2,45 persen, dan 2,16 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper