Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan nikel PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) berhasil membukukan laba bersih Rp2,53 miliar pada semester I/2021.
Capaian tersebut membaik dibandingkan periode sama pada 2020 yang membukukan rugi bersih senilai Rp85,13 miliar.
Mengutip laporan keuangan interim semester I/2021 yang terbit pada Selasa (14/9/2021), emiten berkode saham DKFT itu mencatatkan laba bersih per saham dasar sebesar Rp0,46 dibandingkan dengan pada semester I 2020 mencatatkan rugi bersih per saham sebesar Rp15,55.
Adapun, penjualan naik 64,65 persen menjadi Rp764,94 miliar dari tahun sebelumnya Rp464,29 miliar dan aset perseroan tercatat tumbuh 2,3 persen menjadi Rp2,62 triliun dari Rp2,56 triliun pada tahun lalu. Hal itu ditopang lonjakan kas dan setara kas sebesar 273 persen menjadi Rp153,76 miliar.
Namun, di sisi lain beban pokok penjualan membengkak 41,87 persen menjadi Rp742,28 miliar, dan masih membukukan laba kotor Rp22,66 miliar.
Direktur Central Omega Resources Feni Silviani Budiman menyebutkan secara penjualan ini kapasitas produksi perusahaan belum dalam kapasitas penuh. Selain itu dari sisi tambang juga belum kapasitas penuh.
Baca Juga
Perusahaan membidik pendapatan hingga Rp1,58 triliun tahun ini. Adapun, perusahaan menerapkan strategi baru yang berbeda dari tahun lalu. Sebelumnya kandungan nikel yang ada dalam produk Central Omega Resources mencapai 7-8 persen, sekarang di kisaran 6 persen.
“Tapi secara kualitas lebih tinggi, sehingga kami secara produksi smelter bisa mencapai target,” jelas Feni.
Sepanjang semester I/2021, DKFT mencatatkan penjualan bijih nikel dengan total 439.235 ton dari total target 1,1 juta ton. Adapun, penjualan fero nikel sudah mencapai 46.250 ton dari target setahun 108.000 ton.