Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan investasi afiliasi Anthoni Salim PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) memastikan akan mempertahankan investasinya di pengelola KFC Indonesia PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST). DNET tercatat menggenggam 35,84 persen saham FAST.
Direktur Utama Indoritel Makmur Internasional Haliman Kustedjo mengatakan FAST tetap memiliki prospek yang positif meskipun membukukan rugi dalam beberapa kuartal terakhir.
“Pada kuartal pertama 2023 kami melihat kinerja entitas asosiasi membaik seiring dengan mobilitas yang lebih longgar. Tentunya ini berdampak ke bisnis kami di bidang ritel karena mengerek penjualan,” kata Haliman dalam paparan publik, Selasa (27/6/2023).
FAST menghadapi sejumlah tantangan selama 2022. Haliman menjelaskan dampak pandemi masih dirasakan pemilik hak waralaba tunggal KFC di Indonesia itu pada tahun lalu. Kondisi ini diperburuk dengan kenaikan harga bahan baku yang dipicu oleh disrupsi rantai pasok akibat krisis geopolitik Rusia-Ukraina.
Namun tekanan ini perlahan ditanggulangi pada kuartal I/2023. FAST tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp1,42 triliun sepanjang kuartal I/2023 atau naik 11,12 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 sebesar Rp1,28 triliun.
Dari sisi bottom line, FAST memang masih mengantongi rugi tahun berjalan sebesar Rp22,06 miliar. Rugi ini lebih rendah daripada kuartal IV/2022 yang menembus Rp60,28 miliar.
Baca Juga
“Untuk FAST, kami akan pertahankan investasinya. Mereka merupakan pengelola jaringan siap saji pertama di Indonesia dan kami melihat prospeknya tetap baik,” katanya.
Fast Food Indonesia berencana membuka 29 gerai baru KFC pada 2023 dan 3 gerai baru Taco Bell. Sepanjang 2022, total penambahan bersih gerai KFC mencapai 13 unit dan Taco Bell sebanyak 3 gerai. Dengan demikian, total gerai KFC yang beroperasi sampai akhir 2022 mencapai 740 gerai dan Taco Bell sebanyak 6 gerai.
“Penambahan gerai dilakukan untuk memaksimalkan potensi kenaikan penjualan dan transaksi pemesanan,” kata Haliman.