Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Lesu ke Rp15.032 di Tengah Isu Redenominasi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke level Rp15.032 di tengah mencuatnya isu redenominasi rupiah.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke level Rp15.032 di tengah mencuatnya isu redenominasi rupiah. JIBI/Bisnis.com
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke level Rp15.032 di tengah mencuatnya isu redenominasi rupiah. JIBI/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke level Rp15.032 di tengah mencuatnya isu redenominasi rupiah atau rencana pemerintah untuk menyederhanakan nilai rupiah, seperti Rp1.000 menjadi Rp1.

Berdasarkan data Bloomberg dikutip Senin, (26/6/2023) pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka melemah 0,22 persen ke level Rp15.032 per dolar AS. Beberapa mata uang Asia lainnya juga terpantau lesu.

Mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS pada pembukaan pagi ini yaitu yuan China melemah 0,49 persen, ringgit Malaysia melemah 0,22 persen, rupee India melemah 0,10 persen, dolar Taiwan melemah 0,19 persen, dan dolar Hongkong melemah 0,02 persen.

Sementara itu, mata uang Asia yang menguat di antaranya yakni dolar Singapura menguat 0,04 persen, yen Jepang menguat 0,12 persen, won Korea menguat 0,12 persen, dan peso Filipina menguat 0,06 persen.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah bersama nilai tukar lainnya kemungkinan berbalik melemah terhadap dolar AS pada pagi ini. Para pelaku pasar disebut mulai mengantisipasi adanya kenaikan suku bunga acuan pada Juli 2023. 

"Survei CME FedWatch Tool memperlihatkan kenaikan probabilitas bahwa suku bunga AS akan naik 25 bp di bulan Juli dari sekitar 74 persen menjadi 76,9 persen," tutur Ariston dalam riset, Jumat (23/6/2023). 

Adapun, Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam rapat dengar pendapat dengan Kongres AS selama dua hari mengatakan suku bunga AS masih akan di level tinggi dan kemungkinan masih ada dua kenaikan lagi demi menurunkan inflasi AS. 

Tak hanya itu, Powell juga menyebut The Fed belum melihat adanya pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Data perekonomian AS pun tidak sepenuhnya menunjukkan perlambatan dengan data perumahan AS yang dirilis memperlihatkan pertumbuhan. 

Dari sentimen dalam negeri, Ariston mengatakan prospek pertumbuhan perekonomian Indonesia dan inflasi yang stabil kemungkinan dapat membantu menahan pelemahan rupiah agar tidak terlalu dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper