Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka turun tajam pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, menghentikan kenaikan selama tiga hari berturut-turut karena pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali lagi tahun ini di tengah ketidakpastian ekonomi AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, anjlok 1,19 persen ditutup pada US$1.947,70 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$1.971,80 dan terendah di US$1.940,80.
Emas berada di bawah tekanan karena Fed juga mengisyaratkan puncak suku bunga yang lebih tinggi tahun ini, yang bisa memicu lebih banyak kenaikan dari bank sentral ketika bergerak melawan inflasi yang persisten, serta ketidakpastian ekonomi juga membuat emas dalam pola bertahan.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell diharapkan untuk bersaksi di depan Kongres pada Rabu waktu setempat, berpotensi memberikan lebih banyak isyarat pada kebijakan moneter AS setelah bank sentral menghentikan siklus kenaikan suku bunga minggu lalu.
Sementara itu, data ekonomi yang dirilis beragam. Indeks kepercayaan pengembang perumahan yang dirilis oleh National Association of Home Builders pada Senin (19/6/2023) naik menjadi 55 pada Juni dari 50 pada Mei, menandai bulan keenam berturut-turut sentimen meningkat dan pertama kali melewati titik tengah 50 sejak Juli 2022.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Selasa (20/6/2023) bahwa pembangunan perumahan AS naik ke laju tahunan 1,63 juta unit pada Mei dari 1,34 juta unit di bulan sebelumnya.
Baca Juga
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 89,20 sen atau 3,70 persen, menjadi ditutup pada 23,234 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 19,30 dolar AS atau 1,95 persen, menjadi menetap pada 968,00 dolar AS per ounce.