Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah berupaya mengatur strategi untuk meningkatkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH). Pasalnya, sepanjang tahun berjalan RNTH masih lesu di kisaran Rp10 triliun.
Berdasarkan data BEI, secara year-to-date (ytd) per Selasa, (20/6/2023) rata-rata nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp10,44 triliun. Capaian tersebut masih lebih kecil dibandingkan target RNTH yang ditetapkan BEI sebesar Rp14,75 triliun tahun ini.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, lesunya nilai transaksi tidak dipengaruhi oleh normalisasi jam perdagangan seperti sebelum pandemi. Menurutnya, salah satu penyebabnya yakni investor masih wait and see terkait kondisi makro ekonomi dalam negeri.
"Investor dalam negeri sepertinya wait and see kondisi makro dalam negeri, namun masih ada keyakinan investasi dari asing dengan inflow pasar saham Rp17,75 triliun," ujar Irvan dikutip Selasa, (20/6/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan salah satu strategi BEI untuk mengerek rata-rata nilai transaksi harian yaitu terus aktif memberikan edukasi dan sosialisasi kepada investor dan masyarakat bersama dengan para pelaku pasar.
Selain itu, BEI juga aktif mengundang berbagai perusahaan untuk segera melantai di Bursa melalui skema penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Baca Juga
"[Kami juga] aktif mengundang perusahaan-perusahaan untuk IPO, bahkan di pipeline masih ada lebih dr 41 perusahaan. Kami juga gencarkan awareness produk baru, seperti structured warrant dan rencana launching SSF, rencana kuartal III/2023," pungkasnya.
Adapun, hingga Selasa, (20/6/2023), volume rata-rata harian saham 18,62 juta saham dan frekuensi transaksi 1.191.470 kali. Kapitalisasi pasar IHSG tercatat sebesar Rp9.439 triliun.