Bisnis.com, JAKARTA -- Komisaris Utama VKTR Anindya Bakrie mengatakan terdapat pemodal jumbo asing yang memborong saham PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) selama IPO.
Menjelang pencatatan saham IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), entitas Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) optimistis minat pelaku pasar cukup tinggi pada sahamnya.
VKTR menetapkan harga penawaran umum perdana Rp100 per saham dari harga penawaran awal di kisaran Rp100 - Rp130. Dengan demikian VKTR berpotensi meraup dana IPO Rp875 miliar.
Dalam IPO, VKTR akan melepas 8,75 miliar saham baru dengan nominal Rp10 per saham. Jumlah saham ini mewakili 20 persen saham dari modal dan ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Komisaris Utama VKTR Anindya Bakrie mengatakan minat investor cukup menggembirakan, meskipun investor menilai valuasinya cukup tinggi untuk penerbitan saham perdana.
"Kita memang nggak mau banyak mengumpulkan uang dulu, karena go public kan harus tanggung jawab, tapi dilihat minatnya saya enggak kaget kalo oversubscribe-nya berkali-kali lipat, karena fix allotment-nya sudah ada nama-nama besar yang masuk tapi belum bisa kami disclose," ungkap Anindya saat ditemui di Jakarta, dikutip Senin (19/6/2023).
Baca Juga
Anindya juga mengatakan investor yang masuk mayoritas berasal dari investor strategis dari asing, karena ada perusahaan yang menjadi komparasi.
"Investor yang akan masuk, nanti saja habis IPO lihat di DPS. Tapi yang jelas saya senang bahwa sebagian besar daripada investornya adalah strategis, jadi orang melihat kita sebagai gateway untuk Indonesia punya industri elektrifikasi, karena belum ada lagi," tambahnya.
Adapun, VKTR menargetkan dana hasil IPO-nya akan digunakan sekitar 40,29 persen untuk belanja modal atau capital expenditure termasuk pengembangan satu fasilitas kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Kemudian, sebanyak 24,67 persen dana IPO akan digunakan untuk pembangunan satu fasilitas baru produksi motor listrik, sekitar 11,69 persen akan diserap oleh anak usaha perseroan PT Bakrie Autoparts dalam bentuk penyertaan modal, sebanyak 2,51 persen akan digunakan VKTR untuk pelunasan utang kepada PT Tambara Tama Mandiri, dan sekitar 1,38 persen juga untuk pelunasan utang kepada PT Andara Multi Sarana.
Selanjutnya, 44,11 persen akan digunakan oleh VKTR untuk modal kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional antara lain biaya administrasi umum, modal kerja pembelian persediaan untuk penjualan bus listrik, truk listrik, dan sepeda motor listrik yang akan dijual kembali kepada pelanggan serta biaya-biaya lainnya.