Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen makanan ringan Maxi Sweet Potatoes, PT Maxindo Karya Anugerah Tbk. (MAXI) terpantau bergerak ke zona merah menyentuh Auto Rejection Bawah (ARB) usai resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (12/6/2023).
Berdasarkan data BEI, saham MAXI turun 15 persen atau 15 poin ke level Rp85 per saham. Harga penawaran saham perdana MAXI ditetapkan di Rp100 per saham.
Direktur Utama MAXI Sarkoro Handajani mengatakan aksi IPO merupakan upaya menjelaskan bahwa langkah untuk menambah modal kerja demi meningkatkan kapasitas produksi dan diversifikasi produk.
"MAXI mempunyai pangsa pasar yang sangat luas di manca negara, apalagi saat ini industri sektor makanan ringan menunjukkan tren pertumbuhan yang positif," ujar Sarkoro, Senin (12/6/2023).
MAXI menawarkan 1 miliar saham baru atau maksimal 10,41 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Nilai nominal saham yang dipatok adalah Rp10 per saham.
Saham yang diterbitkan MAXI terdiri atas dua jenis, yakni 450 juta saham baru, dan sisanya 550 juta saham merupakan saham divestasi.
Baca Juga
Seluruh saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan rentang harga penawaran Rp100 saham. Alhasil MAXI berpotensi mengantongi dana IPO maksimal Rp110 miliar.
Selain menerbitkan saham baru, MAXI juga menerbitkan sebanyak 1 miliar Waran Seri I sebanyak 10,92 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO rencananya akan digunakan untuk modal kerja MAXI. Beberapa diantaranya adalah pembayaran untuk pembelian bahan baku baik bahan baku langsung maupun bahan baku pembantu, upah tenaga kerja, biaya penjualan dan pemasaran, biaya perawatan dan utilitas serta biaya untuk keperluan kantor.