Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Antimo Phapros (PEHA) Tebar Dividen Rp13 per Saham

RUPST Phapros (PEHA) menyepakati dividen sebesar 40 persen dari laba bersih 2022 atau sekitar Rp11,2 miliar.
Proses produksi di pabrik PT Phapros Tbk yang berlokasi di Jl. Simongan, Kota Semarang./Istimewa-Phapros
Proses produksi di pabrik PT Phapros Tbk yang berlokasi di Jl. Simongan, Kota Semarang./Istimewa-Phapros

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi produsen Antimo PT Phapros Tbk. (PEHA) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp13 per saham untuk tahun buku 2022 kepada para pemegang sahamnya. Keputusan ini disepakati dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan yang digelar hari ini, Kamis (8/6/2023).

Direktur Phapros David Sidjabat menjelaskan RUPST menyepakati dividen sebesar 40 persen dari laba bersih 2022 atau sekitar Rp11,2 miliar. Rasio pembayaran dividen tersebut lebih rendah daripada tahun buku 2021 yang mencapai 60,8 persen.

“Dividen per saham sekitar Rp13. Meskipun rasio turun, tetapi besaran dividen meningkat sekitar 68 persen daripada tahun buku sebelumnya,” kata David, Kamis (8/6/2023).

David mengatakan besaran dividen ini telah mempertimbangkan prospek pengembangan usaha PEHA ke depan. Manajemen Phapros ingin memastikan bahwa kinerja dapat terus berkembang sehingga memberi nilai tambah bagi para pemegang saham.

Phapros merupakan anak usaha PT Kimia Farma Tbk. (KAEF). Total 476,90 juta atau 56,77 persen saham Phapros dikendalikan oleh Kimia Farma. Dengan besaran dividen per saham sekitar Rp13, maka PEHA akan menyetor dividen sebesar Rp6,19 miliar kepada KAEF.

Sepanjang 2022, PEHA mengantongi pendapatan sebesar Rp1,16 triliun atau naik 11,13 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp1,05 persen.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan ini, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 153,55 persen dari Rp11,07 miliar pada 2021 menjadi Rp28,06 miliar pada 2022.

Selama Januari—Maret 2023, total penjualan bersih PEHA mencapai Rp260,97 miliar. Torehan tersebut turun 3,07 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 sebesar Rp269,25 miliar.

Obat generik berlogo (OGB) sebagai kontributor utama penjualan PEHA tercatat tumbuh 8,72 persen secara tahunan dari Rp133,19 miliar menjadi Rp144,80 miliar. Kenaikan juga diperlihatkan obat resep segmen ethical yang tumbuh 3,33 persen YoY menjadi Rp76,88 miliar.

Namun segmen obat yang dijual bebas atau over-the-counter (OTC) mengalami penurunan sebesar 39,27 persen year on year (YoY) menjadi Rp34,04 miliar dari Rp56,07 miliar pada kuartal I/2022.

Penurunan penjualan kumulatif turut berdampak ke kinerja bottom line Phapros. Per Maret 2023, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya sebesar Rp4,70 miliar atau turun 15,91 persen daripada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,59 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper