Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Amman Mineral (AMMN) dan Pertamina Hulu Energi (PHE) Dapat Pacu Market Cap IHSG

IPO dua perusahaan besar Amman Mineral Internasional dan Pertamina Hulu Energi diharapkan dapat mendongkran nilai kapitalisasi pasar IHSG pada 2023.
IPO dua perusahaan besar Amman Mineral Internasional dan Pertamina Hulu Energi diharapkan dapat mendongkran nilai kapitalisasi pasar IHSG pada 2023.
IPO dua perusahaan besar Amman Mineral Internasional dan Pertamina Hulu Energi diharapkan dapat mendongkran nilai kapitalisasi pasar IHSG pada 2023.

Bisnis.com, JAKARTA - Penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dua perusahaan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) diharapkan dapat mendongkrak nilai kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melandai sejak awal tahun ini. 

Sebagaimana diketahui, kapitalisasi pasar IHSG bergerak melandai hingga pertengahan tahun 2023. Pada penutupan perdagangan Rabu (7/6/2023), market cap IHSG berada pada Rp9.356 triliun, lebih rendah dibandingkan penutupan pada 30 Desember 2022 sebesar Rp9.499 triliun.

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan landainya kapitalisasi pasar modal tahun ini salah satunya disebabkan oleh turunnya IHSG. Meski demikian, Roger melihat kehadiran dua perusahaan besar yang akan melakukan IPO dapat meningkatkan kapitalisasi pasar bursa. 

"Amman dan PHE keduanya perusahaan bagus dan sektornya bagus. IPO emiten berkapitalisasi pasar besar bisa meningkatkan market capnya Indonesia. Hanya saja tergantung serapan ritelnya," kata Roger di Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Dia melanjutkan, pihaknya berharap kedua perusahaan besar ini dapat memberikan valuasi yang menarik di pasar, agar daya beli investor dapat lebih tinggi lagi. Menurutnya, semakin besar market cap perusahaan yang akan melakukan IPO, investor fundamental akan menghitung valuasinya. 

Roger menjelaskan sebelumnya Mirae Asset Sekuritas menargetkan IHSG pada level 7.880 di 2023. Saat itu, Mirae Asset Sekuritas optimistis pertumbuhan laba bersih emiten-emiten di pasar modal tumbuh double digit, yakni 10 persen-15 persen. 

Mirae Sekuritas juga memprediksi harga batu bara tetap tinggi dan harga CPO tetap tinggi. Akan tetapi, asumsi harga batu bara dan harga CPO ini tak tercapai tahun ini. 

"Koreksi CPO dan batu bara efeknya purchasing power. Kemudian dengan turunnya dua komoditas ini pengaruhnya ke neraca perdagangan, ekspor impor. Jadi dengan penurunan batu bara, ini menjadi penekan indeks turun ke bawah," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper