Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyali Besar Amman Mineral (AMMN) IPO di Tengah Pasar yang Volatil

Amman Mineral Internasional (AMMN) semakin optimistis menggelar IPO lantaran adanya rencana pemerintah untuk menggalakkan transisi energi.
PT Amman Mineral Nusa Tenggara/Istimewa
PT Amman Mineral Nusa Tenggara/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten tambang tembaga Grup Medco, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) memutuskan bakal segera melantai di bursa, di tengah kondisi pasar modal yang volatil. 

VP Corporate Communication Amman Mineral Kartika Octaviana mengatakan di tengah kondisi pasar modal yang masih volatil, perseroan tetap optimistis karena fundamental perusahaan yang positif. 

"Kami perusahaan tambang komoditas tembaga dan emas, kalau pertambangan berdasarkan analisa global jangka panjang permintaan tembaga akan melebihi suplainya, jadi akan ada shortage suplai tembaga yang akan membawa tren positif pada harga tembaga," katanya usai paparan publik di Jakarta, Rabu (31/5/2023). 

Emiten yang akan memiliki sandi saham AMMN itu juga semakin optimistis lantaran adanya rencana pemerintah untuk menggalakkan transisi energi. Pasalnya, komoditas tembaga akan menjadi komoditas utama terkait kendaraan listrik, panel surya, kabel, baterai dan lainnya. 

Selain itu, emas sebagai komoditas lain yang sedang digarap, juga masih diperdagangkan di level harga yang cukup tinggi. Minat pada emas pun masih tinggi karena menjadi aset safe haven

Mengutip prospektus ringkas Amman Mineral Internasional, pada tahun buku yang berakhir 31 Desember 2022, Perseroan mencatat penjualan bersih meningkat 117,9 persen menjadi US$2,83 miliar atau setara dengan Rp44,12 triliun (kurs Rp15.592 per dolar AS) dari US$1,29 miliar pada akhir 2021. 

"Peningkatan penjualan didorong oleh kenaikan volume penjualan tembaga dan emas," jelas Manajemen Amman dalam prospektus ringkas, dikutip Rabu (31/5/2023).

Selanjutnya, Amman juga mencatat laba sebelum pajak meningkat 222,5 persen menjadi US$1,40 miliar pada akhir 2022, dari tahun sebelumnya hanya US$436,58 juta. Lalu, beban pajak penghasilan meningkat 166,7 persen menjadi US$309,27 juta pada akhir 2022, dari US$115,96 juta pada akhir Desember 2021 dikarenakan kenaikan laba sebelum pajak untuk tahun buku akhir 31 Desember 2022. 

Dengan demikian, Amman mencetak laba untuk tahun berjalan meningkat 242,7 persen menjadi US$1,09 miliar atau setara dengan Rp16,99 triliun pada akhir 2022, dari laba US$320,61 juta pada akhir 2021.

Terkait dengan IPO, Amman menawarkan sebanyak-banyaknya sebesar 7.287.520.000 atau 7,28 miliar lembar saham baru yang dengan nilai nominal Rp125 per saham atau sebanyak-banyaknya sebesar 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Saham baru tersebut ditawarkan dengan rentang harga penawaran sebesar Rp1.650 hingga Rp1.775 per saham. Adapun, target dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham yang dihimpun dari masyarakat yaitu maksimal Rp12,93 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper