Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Harum Energy Tbk. (HRUM) menyampaikan telah menyerap belanja modal sebesar US$5,5 juta atau setara Rp81,61 miliar (kurs Jisdor Rp14.839 per dolar AS) hingga kuartal I/2023.
Dalam materi paparan publiknya, Harum Energy menyampaikan realisasi belanja modal ini terutama digunakan untuk penambahan properti pertambangan di PT Tanito Harum Nickel, PT Mahakam Sumber Jaya, PT Karya Usaha Pertiwi, dan PT Santan Batubara.
"Belanja modal juga direalisasikan untuk pemeliharaan kapal tunda dan tongkang, pembelian alat berat, dan lainnya," tulis manajemen.
Sepanjang 2023 ini, emiten berkode saham HRUM ini menganggarkan belanja modal sebesar US$52 juta atau setara Rp771,6 miliar. Rencananya, sekitar 50 persen akan digunakan untuk pengembangan bisnis nikel yang sudah ada, dan sisanya untuk bisnis batu bara.
Pada 2023, HRUM menargetkan produksi batu bara sebesar 5,5 hingga 6 juta ton, dengan target strip ratio sebesar 10,5 hingga 11 kali. Sementara itu, sepanjang 2022 HRUM membukukan produksi batu bara 5,4 juta ton.
Adapun hingga kuartal I/2023, HRUM telah mencatatkan produksi batu bara sebesar 1,7 juta ton batu bara.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangannya, HRUM membukukan total pendapatan US$294,5 juta atau setara Rp4,4 triliun (kurs Rp14.973 per dolar AS) di kuartal I/2023. Pendapatan ini meningkat 93,5 persen dibandingkan kuartal I/2022 yang sebesar US$152,1 juta.
Pendapatan ini sebagian besar diperoleh HRUM dari penjualan batu bara ekspor senilai US$254,24 juta. Sementara itu, penjualan lokal batu bara HRUM di kuartal I/2022 senilai US$38,16 juta.
Berdasarkan pelanggannya, HRUM menjual batu bara ke Jera Global Markets Pte. Ltd. sebesar US$107,6 juta, Sunny Express International Development Pte. Ltd. sebesar US$53,18 juta, dan Starport Trading and Development Limited senilai US$31,26 juta.
HRUM pun mencetak laba bersih senilai US$103,02 juta atau setara Rp1,54 triliun. Laba bersih HRUM ini meningkat 64,03 persen secara tahunan.