Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang batu bara, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 306 persen menjadi Rp4,52 triliun pada 2022.
Berdasarkan laporan keuangan, HRUM membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar US$301,75 juta atau setara Rp4,52 triliun pada 2022 (estimasi kurs Rp15.000 per dolar AS). Laba tersebut melejit hingga 306 persen secara year-on-year (yoy) dibanding tahun 2021 yang sebesar US$74,32 juta.
Pertumbuhan laba HRUM tersebut ditopang oleh meningkatnya pendapatan 169,03 persen yoy dari US$336,17 juta pada 2021 menjadi US$904,43 juta atau setara Rp13,55 triliun pada 2022.
Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan dan beban langsung HRUM turut meningkat 125 persen yoy menjadi sebesar US$362,94 juta atau Rp5,44 triliun, dari tahun sebelumnya sebesar US$161,5 juta.
Kemudian, beban penjualan HRUM juga turut meningkat menjadi US$65,43 juta atau setara Rp980,89 miliar dari US$16,09 juta. Serta beban umum dan administrasi sebesar US$35,86 juta atau Rp537,68 miliar.
Secara rinci, pendapatan HRUM dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar US$890,35 juta atau setara Rp13,34 triliun, naik dari tahun 2021 sebesar US$321,98 juta. Pendapatan sewa yang tercatat sebesar US$14,08 juta atau setara Rp211,14 miliar, turun tipis dari tahun 2021 US$14,18 juta.
Baca Juga
Berdasarkan segmennya, penjualan batu bara ekspor tercatat sebesar US$794,40 juta atau setara Rp11,90 triliun. Sedangkan, penjualan batu bara lokal sebesar US$95,94 juta atau setara Rp1,43 triliun.
Selanjutnya, penyewaan alat berat berkontribusi sebesar US$5,05 juta atau setara Rp75,78 miliar, segmen jalan pengangkutan tercatat sebesar US$4,95 juta atau setara Rp74,22 miliar, serta segmen time, freight, dan voyage charter yang sebesar US$4,07 juta atau Rp61,13 miliar.
Per Desember 2022, total nilai aset HRUM mengalami peningkatan 46,20 persen menjadi US$1,27 miliar atau setara Rp19,16 triliun, dibandingkan Desember 2021 yang sebesar US$874,62 juta.