Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (6/6/2023) ke 6.627,66 setelah kemarin ditutup stagnan di 6.633,43.
IHSG melemah 0,09 persen sesaat setelah pembukaan dan sempat menyentuh level terendah 6.607,09 dan tertinggi di 6.638,74. Sampai pukul 09.01 WIB, sebanyak 133 emiten mengawali perdagangan di zona hijau, 70 emiten melemah, dan 237 lainnya masih berada di harga yang sama dengan penutupan sesi perdagangan sebelumnya.
Indeks-indeks sektoral dibuka variatif. Namun sektor teknologi terpantau naik paling tinggi dengan apresiasi sebesar 0,45 persen per pukul 09.03 WIB. Kemudian disusul sektor finansial yang menguat 0,43 persen dan sektor properti naik 0,16 persen.
Sementara itu, sektor kesehatan memimpin pelemahan indeks sektoral dengan penurunan sebesar 0,58 persen. Selanjutnya sektor energi melemah 0,38 persen dan sektor konsumer non cyclical turun 0,24 persen.
Pergerakan IHSG sejalan dengan saham-saham berkapitalisasi besar yang mayoritas mengawali perdagangan zona merah. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tercatat turun 3,20 persen. Lalu disusul saham-saham perbankan seperti BBCA yang melemah 1,09 persen dan BMRI melemah 1,48 persen.
Adapun segelintir saham yang dibuka menguat adalah saham BYAN dengan kenaikan 2,55 persen ke harga Rp15.100 dan TPIA naik 0,49 persen ke Rp2.050 per saham.
Baca Juga
Saham-saham BUMN karya seperti WIKA, ADHI, dan PTPP juga menguat masing-masing 9,14 persen, 6,90 persen, dan 8,65 persen pada 09.18 WIB.
Phintraco Sekuritas dalam riset menyebutkan IHSG berpeluang menutup gap ke 6.680–6.700 pada perdagangan hari ini. Secara teknikal, IHSG membentuk penyempitan negative slope pada Stochastic RSI dan MACD bersamaan dengan technical rebound pada perdagangan Senin kemarin (5/6/2023).
Sentimen positif berasal dari berlanjutnya tren penurunan inflasi mendekati asumsi APBN di 3+-1 persen year-on-year (YoY). Inflasi Mei 2023 berada di 4 persen YoY, turun dari 4,33 persen YoY pada April 2023.
Akan tetapi, indeks manufaktur Indonesia juga turun ke 50,3 pada Mei 2023 dari 52,7 pada April 2023. Kondisi terakhir sejalan dengan perlambatan aktivitas manufaktur global. Indeks manufaktur (NBS) China turun ke 48,8 pada Mei 2023 dibandingkan dengan 49,2 pada April 2023). Sementara itu, indeks manufaktur (ISM) Amerika Serikat turun ke 46,9 pada Mei 2023 dibandingkan dengan 47,1 pada bulan sebelumnya.
Meski demikian, rencana pemangkasan lanjutan produksi minyak oleh Arab Saudi berpotensi mendorong rebound lanjutan pada saham-saham energi dalam jangka pendek.