Bisnis.com, JAKARTA – PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) segera angkat kaki dari Bursa Efek Indonesia (BEI) atau melakukan delisting. Namun, perseroan masih mengalami kendala dalam proses delisting tersebut.
Direktur Bentoel Internasional Investama Dinar Shinta menuturkan rencana hengkangnya Bentoel ini sudah diutarakan dari tahun lalu, namun hingga kini belum rampung dilaksanakan. Kendati demikian, Dinar memastikan jika proses delisting ini masih terus berjalan.
“Betul, intensi kita untuk proses delisting tetap berjalan. Saat ini prosesnya sudah berjalan," tutur Dinar dalam public expose di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan pada Senin (5/6/2023).
Di sisi lain, Dinar menyebutkan RMBA menemukan beberapa kendala dalam proses penyelesaian delisting ini. Meskipun, Dinar tidak merinci kendala yang dihadapi, maupun perkiraan proses delisting ini akan selesai.
Adapun hingga Bentoel saat ini dikuasai oleh British American Tobacco (BAT), yang masih menjadi pemegang saham utama produsen rokok dengan merek dagang Dunhill dan Lucky Strike ini. Hanya tersisa sebanyak 0,04 persen jumlah kepemilikan saham tersebut di masyarakat.
Dinar mengklaim perseroan kini tidak mengetahui secara pasti kehadiran ataupun keberadaan pemilik saham ini.
Baca Juga
"Untuk pemegang saham yang tidak diketahui kehadirannya atau keberadaannya, kita sudah mendatangi dan mereka tidak memberikan respons. Jadi kami meminta bantuan pihak ketiga. Jadi prosesnya masih terus berlanjut, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan prosesnya," tambah Dinar.
Bentoel International Investasma memang merupakan anggota British American Tobacco (BAT) Group, produsen rokok terbesar kedua di dunia yang didirikan lebih dari satu abad yang lalu, tepatnya pada 1902.
Pada 2022, Bentoel telah mengekspor produknya ke 21 negara, di antaranya negara-negara di Asia dan di Oceania seperti Australia dan menyumbang Rp2,3 triliun dari total 218,8,62 triliun penerimaan cukai hasil tembakau terhadap APBN 2022.
Sementara itu, RMBA mencatatkan peningkatan penjualan maupun laba bersih pada kuartal I/2023. Penjualan melesat pada kuartal I/2023 naik 10,43 persen menjadi Rp2,01 triliun dari Rp1,82 triliun pada kuartal I/2022.
Laba bersih pada kuartal I/2023 naik 25,95 persen menjadi Rp28,87 miliar dibandingkan periode yang sama 2022 sebesar Rp22,92 miliar.