Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara kalori tinggi, PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. (BOSS) berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan pada 2022. Namun, ekuitas BOSS masih tercatat negatif alias defisiensi modal.
BOSS membalikkan rugi menjadi laba bersih sepanjang 2022 dengan peningkatan penjualan bersih hingga 949,44 persen.
Sementara itu, liabilitas BOSS tercatat sebesar Rp738,49 miliar dengan rincian liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp388,75 miliar dan liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp349,73 miliar. Ekuitas tercatat minus sebesar Rp39,38 miliar, membaik dari sebelumnya minus Rp78,01 miliar, dan total aset sebesar Rp699,10 miliar.
Manajemen BOSS mengaku sepanjang 2022, tantangan yang sangat besar bermula dari sulitnya mendapatkan pembiayaan dari perbankan untuk sektor batu bara termasuk baru selesainya perkara PKPU yang dihadapi oleh Entitas Anak yakni PT Bangun Olah Sarana Sukses dan PT Pratama Bersama.
“Perseroan harus melakukan recovery baik dari aspek operasional maupun keuangan khususnya pendanaan untuk melakukan komersialisasi atas penambangan batu bara BOSS,” kata manajemen, dikutip Minggu (4/6/2023).
Selain itu tingginya volatilitas harga komoditas batu bara (naik turun harga batu bara) juga membuat BOSS kesulitan untuk mendapatkan pembeli. Bukan hanya pembeli atau buyer tetapi juga BOSS kesulitan untuk memperoleh alat-alat berat dalam rangka produksi dan penambangan batu bara.
Baca Juga
Sebelumnya pada Januari 2023, anak usaha BOSS, PT Bangun Olahsarana Sukses dinyatakan pailit dan inkrah. Meskipun sebelumnya telah meraih homologasi dalam proses penundaan kewajiban pembayaran hutang (PKPU) hingga menang di tingkat kasasi.
Berdasarkan laporan keuangan, BOSS membukukan penjualan bersih sepanjang 2022 sebesar Rp456,75 miliar, melambung 949,44 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat hanya sebesra Rp43,52 miliar.
Penjualan batu bara di dominasi oleh penjualan kepada rockbridge Energy Pte Ltd. sebesar 53 persen atau sebesar Rp240,95 miliar, disusul oleh PT Mikhael Wirausaha Abadi Rp158,89 miliar atau sebesar 35 persen, PT Indonesia Ruipu Nickel sebanyak Rp32,25 miliar dan PT Indonesia Amanah Hidayah sebesar Rp24,64 miliar.
Seiring dengan peningkatan peningkatan penjualan, beban pokok juga meningkat 297,05 persen menjadi Rp272,10 miliar, pada tahun sebelumnya beban pokok BOSS tercatat sebesar Rp68,53 miliar.
Alhasil laba kotor tercatat sebesar Rp184,64 miliar, padahal tahun sebelumnya BOSS menderita kerugian Rp25 miliar. Laba usaha 2022 tercatat sebesar Rp68,95 miliar sementara tahun sebelumnya tercatat rugi usaha hingga Rp156,17 miliar.
Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp39,02 miliar, berbalik dari tahun sebelumnya rugi bersih sebesar Rp165,36 miliar.
Pada perdagangan Senin (5/6/2023) pukul 14.36 WIB, saham BOSS naik 1 poin atau 1,89 persen menjadi Rp54. Kapitalisasi pasarnya Rp75,6 miliar dengan valuasi PER 1,94 kali. Sepanjang 2023, saham BOSS anjlok 39,33 persen.