Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelanggan Batu Bara Berkurang, Borneo Olah Sarana (BOSS) Rugi Rp165,36 Miliar

Emiten produsen batu bara PT Borneo Olah Sarana Tbk. mencatatkan rapor merah pada tahun 2021 dengan menurunnya penjualan dan rugi yang bertambah akibat berkurangnya pelanggan tetap.
Komisaris  PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) Johannes Halim (dari kiri) berbincang dengan Presiden Komisaris Freddy Setiawan, Presiden Direktur Freddy Tedjasasmita, dan Direktur Widodo Nurly,  usai paparan publik di Jakarta, Jumat (18/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Komisaris PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) Johannes Halim (dari kiri) berbincang dengan Presiden Komisaris Freddy Setiawan, Presiden Direktur Freddy Tedjasasmita, dan Direktur Widodo Nurly, usai paparan publik di Jakarta, Jumat (18/1/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen batu bara PT Borneo Olah Sarana Tbk. mencatatkan rapor merah pada tahun 2021 dengan menurunnya penjualan dan rugi yang bertambah akibat berkurangnya pelanggan tetap.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 31 Desember 2021, emiten berkode BOSS tersebut mencatatkan penurunan penjualan bersih sebesar 74,46 persen menjadi Rp43,52 miliar, sementara pada tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp170,39 miliar.

Adapun pada tahun 2021, penjualan yang dilakukan perusahaan menyusut drastis dari yang awalnya kepada setidaknya 10 perusahaan tetap menjadi hanya empat perusahaan dengan tiga diantaranya merupakan perusahaan baru.

Penjualan BOSS kepada pihak ketiga pada tahun 2021 terdiri dari penjualan kepada PT Mikhael Wirausaha Abadi sebesar Rp28,80 miliar, PT Vortex Inter Coal sebesar Rp3,25 miliar, kemudian kepada PT Arta Muda Mandiri Investama sebesar Rp1,10 miliar.

Sementara itu penjualan kepada PT Mahakam Makmur Lestari tercatat meningkat dari Rp2,10 miliar pada 2020 menjadi Rp10,37 miliar pada 2021.

Pada tahun 2020, penjualan batu bara terbanyak BOSS adalah sebesar Rp54,74 miliar kepada Commodities Intelligence Centre Pte Ltd, tetapi pada tahun 2021 tidak lagi kembali melakukan transaksi.

Oleh karena itu, perseroan pun mencatatkan tambahan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 55,57 persen menjadi Rp165,36 miliar pada tahun 2021. Sedangkan pada tahun 2020 rugi tercatat sebesar Rp106,29 miliar.

Rugi kotor perseroan dari tahun sebelumnya juga mengalami peningkatan yaitu pada 2020 sebanyak Rp8,34 miliar lalu pada 2021 bertambah menjadi Rp25,01 miliar.

Selanjutnya total aset perseroan pada tahun 2021 mengalami penurunan dari Rp699,27 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp523,53 miliar, dengan jumlah ekuitas yang berbalik minus dan juga jumlah liabilitas yang turut menurun.

Jumlah ekuitas perseroan pada 2020 dilaporkan sebanyak Rp87,38 miliar lalu pada tahun berikutnya berbalik menjadi minus Rp78,01 miliar. Sedangkan jumlah liabilitas berkurang dari Rp611,90 miliar pada 2020 menjadi Rp601,54 pada tahun 2021.

Pada paparan presentasi paparan publik yang terdapat dalam keterbukaan informasi, perseroan pun menyampaikan pada tahun 2021 menghadapi berbagai tantangan besar yaitu sulitnya mendapatkan pembiayaan dari perbankan.

Perseroan menjelaskan bahwa perseroan sulit mendapatkan pembiayaan dari perbankan untuk sektor batu bara termasuk baru selesainya perkara PKPU yang dihadapi oleh entitas anak yakni PT Bangun Olah Sarana Sukses dan PT Pratama Bersama.

“Lebih lanjut, perusahaan mengalami tantangan dalam mencari calon investor strategis,” ungkap direksi perseroan dalam paparan publik, dikutip Minggu (15/5/2022).

Perseroan menyampaikan saat ini masih dalam upaya untuk mendapatkan investor baru dengan skema pembayaran utang yang jumlahnya cukup besar pada kreditur perseroan sebelumnya.

Di samping itu, perseroan juga menyampaikan tantangan di tahun 2021 diantaranya penerapan atas kriteria Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola Perusahaan atau ESG yang tidak memberikan pembiayaan untuk sektor batu bara, volatilitas harga batu bara, pandemi Covid-19, hingga tergenangnya area produksi tambang.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper