Bisnis.com, JAKARTA - PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan kinerja positif meskipun laba bersih mengalami penurunan. Pada kuartal I/2023 dengan pendapatan bertumbuh 18,40 persen sementara laba bersih turun 8,86 persen.
Mengutip laporan keuangan Perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini, MEDC mencatatkan pendapatan total mencapai US$558,09 juta atau setara dengan Rp8,40 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 18,40 persen dari tahun sebelumnya sebanyak US$471,34 juta.
Pendapatan tersebut diperoleh dari pendapatan kontrak dengan pelanggan senilai US$547,46 juta, dan pendapatan keuangan US$10,62 juta.
CEO MEDC Roberto Lorato mengatakan, peningkatan pendapatan juga didukung oleh peningkatan permintaan energi regional yang mengarah pada PJBG dan keputusan investasi baru.
"Fokus kami yang berkelanjutan pada efisiensi biaya telah menghasilkan biaya unit minyak dan gas yang sangat baik," ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (23/5/2023).
Adapun, dari pendapatan yang diperoleh, MEDC mencatat peningkatan beban pokok pendapatan senilai US$325,68 juta atau naik 40,49 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$231,81 juta. Sehingga, MEDC membukukan laba kotor senilai US$232,40 juta, atau turun 2,97 persen dari kuartal I/2022 senilai US$239,53.
Baca Juga
Adapun, Perseroan mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$82,05 juta atau setara dengan Rp1,23 triiliun. Angka tersebut turun 8,86 persen dari tahun sebelumnya mencapai US$90,03 juta.
"Selain itu Ebitda Perseroan tercatat sebesar US$327 juta, keduanya mencerminkan produksi yang lebih tinggi dibandingkan kuartal I/2022, mengimbangi realisasi harga minyak yang lebih rendah dibanding 2022," kata Roberto.
Dari pencapaian kinerja Perseroan, MEDC juga berencana akan mengusulkan akan membagikan dividen pada Mei 2023.
"Saya sangat senang dengan kinerja Medco Energi yang sangat baik di kuartal pertama 2023. Kami akan menyampaikan rekomendasi Perseroan untuk dividen final tahun 2022 pada RUPST akhir bulan Mei mendatang," ungkap Hilmi Panigoro, Direktur Utama MEDC.