Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gula Naik, Produsen Chocolatos Garudafood (GOOD) Belum Oleng

Garudafood (GOOD), emiten produsen Gery Chocolatos belum terkena dampak signifikan oleh kenaikan harga gula rafinasi.
Manajemen PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) dari kiri ke kanan; Direktur Robert Chandrakelana Adjie, Komisaris Hartono Atmadja dan Direktur Paulus Tedjosutikno dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang berlangsung di Jakarta, Kamis (3/9/2020). / Istimewa
Manajemen PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) dari kiri ke kanan; Direktur Robert Chandrakelana Adjie, Komisaris Hartono Atmadja dan Direktur Paulus Tedjosutikno dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang berlangsung di Jakarta, Kamis (3/9/2020). / Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer produsen makanan ringan Chocolatos, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) memberikan respons terkait fenomena kenaikan harga gula mentah berjangka, yang kini jadi US$26 sen per pon dari semula US$19 sen per pon.

Menurut Head of Corporate Communication & Relations GOOD Dian Astriana, belum ada dampak signifikan dari kenaikan harga tersebut terhadap operasional bisnis perseroan.

“Terkait kenaikan harga gula mentah saat ini belum berdampak pada Garudafood,” tutur Dian saat dihubungi Bisnis, Jumat (19/5/2023).

Diketahui emiten berkode GOOD ini memiliki sejumlah produk yang proses pembuatannya menggunakan bahan gula industri atau gula rafinasi. Misalnya wafer stik Chocolatos, minuman susu UHT anak Clevo, juga berbagai produk biskuit bersalut dengan merek dagang Gery.

Meski belum mendapati dampak yang signifikan dari kenaikan harga gula rafinasi, Dian menyebutkan pihaknya tengah menghitung-hitung ongkos produksi kemungkinan akan ikut melonjak imbas hal ini.

Tidak hanya berhenti pada kenaikan ongkos produksi, kenaikan harga gula rafinasi juga berkemungkinan mempengaruhi harga jual produk.

“Sementara ini kami sedang kami kalkulasi dampaknya,” tambah Dian.

Dalam catatan Bisnis pada Jumat (12/5/2023), para anggota Gabungan Produsen Makanan dan Minuman (GAPMMI) tengah mengkaji kenaikan harga produk industri makanan dan minuman (mamin), imbas dari melonjaknya harga bahan baku gula rafinasi atau gula mentah berjangka.

Harga gula mentah berjangka kini menembus US$26 sen per pon, padahal sebelumnya diketahui dibanderol US$19 sen per pon. Kenaikannya mencapai 36,84 persen.

Ketua Gapmmi Adhi S. Lukman menuturkan harga gula akan berdampak pada membengkaknya ongkos produksi. Pihaknya kemudian terpaksa menaikan harga produk.  

Adhi belum menghitung berapa persentase kemungkinan kenaikan produk industri mamin akibat kenaikan gula rafinasi ini. Namun, Adhi memperkirakan jika hingga akhir tahun harga gula rafinasi tak kunjung menjajaki level normal, perusahaan-perusahaan akan menaikan harga produk.

Dengan demikian, sebelum akhir tahun, produsen kemungkinan akan menerima keuntungan penjualan yang lebih sedikit dari tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper