Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan milik Crazy Rich Medan Suwandi Sudjaja, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) akan membagikan dividen sekitar Rp501 miliar untuk tahun buku 2022. Adapun STAA baru resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 10 Maret 2022.
Direktur Utama STAA Mosfly Ang mengatakan para pemegang saham telah sepakat untuk membagikan dividen Rp46 per saham atau total sekitar Rp501 miliar usai melaksanakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada hari ini, Jumat (19/5/2023).
Jumlah dividen yang dibagikan tersebut setara dengan rasio 45 persen dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,11 triliun pada tahun buku 2022.
“Para pemegang saham sudah memutuskan untuk membagikan dividen berkisar Rp501 miliar dari total laba tahun buku 2022 dengan besaran Rp46 rupiah per saham atau sebesar 45 persen dari laba bersih tahun buku 2022 yang mencapai Rp1,1 triliun,” ujar Mosfly dalam paparan publik, Jumat (19/5/2023).
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2022, STAA mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,11 triliun pada 2022, tumbuh 3,28 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp1,07 triliun.
Peningkatan laba bersih tersebut lebih tinggi daripada pendapatan yang hanya tumbuh 2,74 persen year-on-year (YoY). Akumulasi pendapatan bersih STAA mencapai Rp6,04 triliun pada 2022, dari Rp5,88 triliun pada 2021.
Baca Juga
Pertumbuhan terutama ditopang oleh serapan pasar domestik yang naik 23,18 persen YoY menjadi Rp5,71 triliun sampai pengujung 2022. Sementara itu penjualan pada tahun sebelumnya di pasar domestik sebesar Rp4,64 triliun.
Di sisi lain, penjualan ekspor mengalami koreksi 73,51 persen YoY, dari Rp1,24 triliun pada 2021 menjadi hanya Rp329,41 miliar pada 2022.
Manajemen STAA dalam buletin kuartalan melaporkan volume penjualan CPO mencapai 401.555 ton sepanjang 2022. Capaian tersebut meningkat 5,5 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar 380.557 ton.
Volume penjualan kernel sawit juga tumbuh 71,7 persen YoY menjadi 31.079 ton, sementara penjualan minyak kernel sawit turun 10,4 persen menjadi 35.598 ton.
“Kenaikan volume penjualan dan harga yang lebih baik telah mendorong pertumbuhan total penjualan selama periode 12 bulan pada 2022,” tulis manajemen STAA.
Harga jual rata-rata untuk seluruh produk turunan sawit tercatat lebih tinggi di 2022, dengan harga rata-rata CPO naik 6,6 persen menjadi Rp12.390 per kilogram (kg), harga kernel sawit naik 0,2 persen menjadi Rp7.863 per kg, dan kenaikan 0,7 persen menjadi Rp16.796 per kg pada minyak kernel sawit.