Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konstruksi pertambangan PT Petrosea Tbk. (PTRO) menyetujui pembagian dividen tahun buku 2022 senilai US$76 juta atau sekitar Rp1,11 triliun (asumsi nilai tukar Rp14.700 per dolar Amerika Serikat). Dividen ini akan dibagikan pada 31 Mei 2023, dengan jadwal cum dividen pada 24 Mei 2023.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang diakses Jumat (19/5/2023), jadwal cum dividen PTRO di pasar reguler dan negosiasi pada 24 Mei 2023, dengan tanggal ex dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 25 Mei 2023.
Lalu, tanggal cum dividen di pasar tunai pada 26 Mei 2023, dengan ex dividen di pasar tunai pada 29 Mei 2023. Lalu tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 26 Mei 2023 hingga pukul 15.00, dengan tanggal pembayaran dividen pada 31 Mei 2023.
Sebelumnya, Direktur dan Chief Financial Officer Petrosea Ruddy Santoso menjelaskan US$20,58 juta dari total dividen berasal dari 50 persen laba bersih tahun berjalan 2022 yang mencapai US$41,16 juta.
Sementara itu, tambahan sekitar US$55,42 juta bersumber dari saldo laba yang tidak ditentukan penggunaannya. Pada akhir 2022, saldo laba Petrosea mencapai US$274,39 juta.
“Total dividen 50 persen dari laba tahun berjalan 2022 dan saldo laba ditahan sehingga menjadi US$76 juta,” kata Rudy dalam paparan publik secara daring, Senin (15/5/2023).
Baca Juga
Jika dibagi dengan jumlah saham beredar dan tidak memperhitungkan treasury stock PTRO sebanyak 16,94 juta saham, maka dividen yang akan dibagikan Petrosea bernilai US$0,07664 atau sekitar Rp1.126 per sahamnya.
Kinerja PTRO
Berdasarkan laporan keuangan 2022, Petrosea mencatatkan total pendapatan sebesar US$476,31 juta atau setara Rp7,42 triliun (kurs Jisdor Rp15.592 per dolar AS). Pendapatan ini meningkat 14,57 persen dibandingkan tahun lalu sebesar US$415,73 juta.
Pendapatan Petrosea tercatat ditopang oleh pendapatan penambangan yang meningkat 13,75 persen menjadi US$340,03 juta di akhir 2022, dari US$298,29 juta secara tahunan atau year on year (YoY). Sementara itu, pos pendapatan lain seperti pendapatan konstruksi dan rekayasa serta jasa perseroan mengalami penurunan. Pendapatan konstruksi dan rekayasa perseroan naik 35,14 persen menjadi US$86,70 juta, dan pendapatan jasa turun 6,78 persen menjadi US$46,84 juta hingga akhir 2022.
Tumbuhnya pendapatan juga turut meningkatkan beban usaha langsung perseroan sepanjang 2022. Pos beban ini naik 11,62 persen dari US$341,17 juta di tahun 2021, menjadi US$380,82 juta di tahun 2022. Perseroan juga tercatat mengalami kenaikan beban administrasi sebesar 15,98 persen menjadi US$34,56 juta dari US$29,79 juta tahun sebelumnya. Beban bunga dan keuangan juga tercatat naik menjadi US$7,42 juta dari sebelumnya US$5,57 juta.
Meski demikian, hingga akhir 2022 PTRO berhasil mencatatkan peningkatan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$40,92 juta atau Rp638,08 miliar sepanjang 2022. Laba bersih perseroan meningkat 10,73 persen dari US$33,95 juta dibandingkan tahun 2021.