Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.868, Dolar AS Perkasa

Rupiah ditutup melemah ke Rp14.868,5 per dolar AS bersama dengan mayoritas mata uang Asia lainnya pada perdagangan hari ini, Rabu (17/5/2023).
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Rabu (17/5/2023). Rupiah ditutup melemah ke Rp14.868,5 per dolar AS bersama dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,33 persen atau turun 48,5 poin. Hal tersebut terjadi di tengah kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,37 persen ke 102,78 dari posisi pembukaannya 102,43.

Bersama dengan rupiah, sebagian besar mata uang Asia lainnya juga melemah. Penurunan terdalam dialami oleh ringgit Malaysia yang terkoreksi 0,60 persen. Yen Jepang menyusul dengan koreksi 0,43 persen.

Baht Thailand juga melemah 0,38 persen dan yuan China naik 0,35 persen. Adapun sejumlah mata uang yang menguat adalah won Korea Selatan sebesar 0,07 persen dan dolar Hong Kong naik 0,05 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar bertahan kuat pada Rabu karena para trader memangkas taruhan pada pergerakan greenback ke depan. Dolar AS sebagai salah satu aset safe haven sendiri diuntungkan oleh risiko keraguan AS yang meningkat di tengah kekhawatiran gagal bayar yang masih ada.

“Kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi membuat yuan China tenggelam melewati level kunci,” kata Ibrahim dalam riset, Rabu (17/5/2023).

Dari dalam negeri, target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 yang mencapai 5,3 persen sampai dengan 5,7 persen dinilai  terlalu tinggi dan kurang realistis. Kondisi perekonomian tahun depan memang diprediksi lebih baik daripada tahun ini. Indikator ekonomi seperti belanja pemerintah dan konsumsi domestik diestimasi naik di tengah geliat perekonomian menjelang Pemilihan Umum 2024. Di sisi lain, data historis menunjukkan pertumbuhan ekonomi cenderung tertahan ketika momentum pesta demokrasi.

“Meskipun begitu, gejolak perekonomian yang terjadi pada tahun ini masih mungkin berbekas hingga tahun depan. Lalu, gelaran Pemilu cenderung membuat para investor dan pengusaha menunggu, sehingga mungkin terjadi perlambatan realisasi investasi,” kata Ibrahim.

Dengan berbagai sentimen ini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif pada perdagangan lusa, Jumat (19/5/2023), tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.850—Rp15.020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper