Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) melalui anak usahanya PT Buka Investasi Bersama (BIB) meluncurkan fitur transaksi jual beli saham dalam aplikasi BMoney. Penambahan modal dalam BIB ini menjadi salah satu rencana realisasi dana IPO BUKA.
CEO BukaFinancial & Commerce BUKA Victor Putra Lesmana mengatakan BMoney saat ini merupakan salah satu produk dari Buka Investasi Bersama. Menurutnya, BMoney telah ada bahkan sebelum BUKA melakukan IPO.
"Jadi, ini kerja sama BUKA dan Ashmore, di mana kami mendedikasikan teknologi dan sumber daya manusia kami," kata Victor.
Meski demikian, Victor tidak menjawab rinci apakah pengembangan fitur transaksi jual bel saham ini menggunakan dana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Sebagaimana diketahui, BUKA memiliki rencana untuk menggunakan dana IPO sebagai modal kerja entitas anak BIB sebesar Rp213,25 miliar. Hingga laporan terakhir pada 13 Januari 2023, BUKA tercatat belum merealisasikan penggunaan dana ke BIB.
Sebagai informasi, BUKA meluncurkan fitur jual beli saham di BMoney dengan menggandeng CGS-CIMB Sekuritas. Melalui fitur saham, pengguna BMoney dapat melakukan transaksi jual beli saham berbagai emiten di tanah air. Kolaborasi ini merupakan kolaborasi pertama antara platform teknologi dengan perusahaan sekuritas di Indonesia.
Baca Juga
President Director CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Lim Kim Siah menuturkan kolaborasi ini merupakan kesempatan bagi CGS-CIMB Sekuritas Indonesia untuk mendukung antusiasme investasi saham di tanah air sekaligus berkontribusi terhadap dinamika investasi di Indonesia.
“Dengan menggabungkan pengalaman dan expertise CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dengan ketangguhan platform teknologi BMoney dalam memfasilitasi kebutuhan investasi para penggunanya, kami melihat kemitraan ini sebagai langkah yang strategis dalam mendorong habit investasi saham yang tepat dan aman di Indonesia. Dari sini, pertumbuhan ekonomi nasional juga bisa terdampak secara positif tentunya,” kata Lim.
Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menuturkan dari sisi permintaan, pertumbuhan investor BEI sangat besar. Menurutnya, dari 11 juta investor, sebanyak 4,4 juta investor memiliki SID untuk berinvestasi di Bursa.
Irvan juga menyebut transaksi di Bursa pada 2022 didominasi oleh investor ritel atau individual. Dengan hal tersebut, menurutnya kemampuan investor retail indonesia secara value cukup besar.
"Dengan semakin majunya teknologi dan informasi yang mudah diakses, kami harap aplikasi online trading mudah diakses masyarakat kita. BEI berharap kolaborasi CGS-CIMB dengan BIB dapat menjadi salah satu alat untuk para investor di seluruh indonesia bertransaksi di pasar modal kita," tutur Irvan.