Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) bergerak di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (16/5/2023) usai aksi protes dari aktivis Greenpeace pada RUPS dan aksi netizen yang menyerbu Instagram Adaro.
Saham ADRO tercatat ditutup naik 40 poin atau 1,5 persen ke level Rp2.700 pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (16/5/2023). Saham Adaro diperdagangkan pada zona hijau, dalam rentang harga Rp2.680-Rp2.740 sepanjang sesi I.
Sebanyak 45,73 juta saham Adaro diperdagangkan hari ini, dengan frekuensi transaksi 9.408 kali dan dengan nilai Rp123,8 miliar. Saham Adaro memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp86,36 triliun.
Pada penutupan perdagangan Senin kemarin (15/5/2023), saham Adaro ditutup turun 3,62 persen ke level Rp2.660 per saham, setelah adanya kabar mengenai akun Instagram Adaro lenyap diserbu netizen. Meski demikian, saham Adaro dapat melakukan rebound pada perdagangan hari ini.
Sebelumnya, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan saham Adaro bisa terus melemah jika koreksi menembus titik support di Rp2.600. Akan tetapi, hari ini saham Adaro bergerak ke arah zona hijau dan menjauhi titik support ke level Rp2.700 per saham.
Sementara itu, berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 22 analis atau 71 persen analis merekomendasikan beli terhadap saham Adaro. Kemudian, 8 analis merekomendasikan hold, dan hanya satu analis yang merekomendasikan sell atau jual untuk saham ADRO.
Baca Juga
Salah satu analis yang memberikan rekomendasi beli terhadap saham Adaro, Rizkia Darmawan dari Mirae Asset Sekuritas mengatakan pihaknya mempertahankan rekomendasi trading buy terhadap saham Adaro dengan target price atau target harga yang sedikit lebih murah di Rp3.300.
"Kami mengakui adanya tekanan jual akibat dividen yang lebih rendah dari yang diharapkan. Namun demikian, kami berpendapat bahwa yield dividen akhir sekitar 8 persen masih cukup besar dan seharusnya memberikan perlindungan bagi harga saham Adaro," kata Darma dalam risetnya.