Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang volatil dan dalam tren penurunan tidak berdampak pada beberapa reksa dana berbasis saham yang justru mengalami penguatan seiring dengan saham underlyingnya.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan beberapa indeks reksa dana yang masih mencatatkan kinerja positif, karena setiap strategi indeks (pasif) memiliki teknik pemilihan saham dan pembobotan yang berbeda.
“ Secara tidak langsung reksa dana indeks yang mengikuti indeks-indeks tersebut juga masih mengalami kinerja yang cukup baik secara YTD,” katanya saat ditanya Bisnis, Senin (15/5/2023).
Salah satunya adalah indeks FTSE Indonesia Indeks yang diterbitkan oleh global indeks provider FTSE Russell untuk market Indonesia. Guntur bilang FTSE Indonesia Indeks masih mencatatkan kinerja 0,14 persen secara YTD, di mana RD ETF yang menerapkan indeks FTSE yaitu Pinnacle FTSE Indonesia Indeks ETF memiliki kinerja 2,71 persen, melampaui IHSG.
Guntur menjelaskan kondisi IHSG sekarang cukup volatil dan sedang mengalami tren penurunan dalam beberapa waktu terakhir, secara YTD IHSG melemah 2,09 persen per Jumat kemarin, kondisi penurunan kinerja secara YTD ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya terkait US Debt ceiling tanggal 1 Juni (dateline).
“Walaupun ini tidak secara langsung mempengaruhi pasar Indonesia, tetapi sentimen pasar global cukup mempengaruhi investor / pasar secara keseluruhan,” katanya.
Baca Juga
Sejalan, Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta mengungkapkan sejauh ini, IHSG mengalami tren pelemahan dengan sentimen global yang masih didominasi oleh sentimen negatif. Bahkan, mitos sell in may and go away disebut Nafan benar terjadi.
Meski demikian IHSG sesi I hari ini, Senin (15/5/2023) mengalami apresiasi karena terjadi buy on bid di sesi I, sehingga IHSG ditutup di zona positif.
“Sebenarnya para pelaku mengapresiasi data ekonomi salah satunya kinerja neraca perdagangan Indonesia mengindikasikan kinerja ekspor melampaui kinerja impor,” jelas Nafan kepada Bisnis, Senin (15/5/2023)
Nafan bilang kondisi IHSG ini bisa dimanfaatkan investor untuk buy on weakness karena dalam lima tahun berturut-turun IHSG di Juni akan berada di bergerak di zona nyaman.
“Biasanya di bulan Juni berada di zona positif selama 5 tahun ke belakang, sell in may and go away bisa dimanfaatkan investor untuk buy on weakness,” imbuhnya.