Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpotensi Rebound Merespon Surplus Neraca Dagang RI

IHSG turun ke 6.663,63 pada penutupan sesi I perdagangan Senin (15/5/2023) disebut akibat penurunan signifikan dari neraca perdagangan per April 2023.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Terkoreksinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke 6.663,63 pada penutupan sesi I perdagangan Senin (15/5/2023) disebut akibat penurunan signifikan dari neraca perdagangan per April 2023. Adapun IHSG berpotensi rebound pada sesi II hari ini.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya mengatakan IHSG merespon negatif penurunan signifikan neraca perdagangan akibat turunnya harga komoditas unggulan. Namun, neraca dagang disebut masih konsisten surplus selama 36 bulan beruntun.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan neraca dagang Indonesia surplus sebesar US$3,94 miliar per April 2023. Meski turun 47,88 persen dari US$7,56 miliar secara year-on-year (YoY), neraca dagang Indonesia mengalami surplus selama 36 bulan berturut-turut.

Beberapa komoditas yang menurun secara YoY, adalah batu bara turun 37,50 persen, nickel turun 27,88 persen, dan sawit turun 40,26 persen.

“Dari sentimen global juga pasar masih diliputi sentimen negatif dimana masih menantikan keputusan tentang batas utang Amerika Serikat. Padahal harusnya pertemuan tersebut terjadi Jumat 12 Mei,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (15/5/2023).

Lebih lanjut, dia mengatakan Presiden AS Joe Biden mengatakan hasil negosiasi batas utang akan disampaikan pada Selasa mendatang. Hal ini pun lantas menimbulkan ketidakpastian pasar.

Kemudian, para pejabat Federal Reserve juga akan menyampaikan komentar tentang perekonomian. Para pelaku pasar pun menantikan komentar tersebut untuk memproyeksikan kebijakan moneternya.

Cheryl memproyeksi IHSG berpotensi rebound ke level 6.700 pada sesi II hari ini. Namun, jika gagal rebound IHSG akan menguji level support di 6.550.

“Saham-saham yang bs dicermati adalah saham berfundamental kuat seperti big banks, dan consumer staples, yaitu MYOR, ICBP, BBRI, BBCA, serta BBNI,” tuturnya.

Secara terpisah, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan secara struktur wave IHSG berpeluang mengejar target koreksi ideal di level 6.667. Level tersebut sudah tercapai setelah IHSG sebelumnya break support fraktal di 6.733.

Dia lantas mengatakan adanya rilis neraca dagang yang surplus diharapkan dapat menjadi titik balik mengakhiri koreksi dengan investor diharapkan mulai melakukan aksi akumulasi. 

Adapun IHSG diperkirakan menguat pada sesi II hari ini. Namun, jika ditutup dibawah 6.667, maka IHSG rawan terseret ke rentang 6.590-6.620.

“Saham banking masih menarik seperti BBCA dan BBRI. Kemudian emiten batu bara ada ADRO yang belum membagi dividen di tengah harganya yang masih kena tekanan jual,” ujar Ivan kepada Bisnis, Senin (15/5/2023).

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan koreksi IHSG pada sesi I masih sejalan dengan perkiraan bahwa IHSG masih rawan koreksi sekaligus menutup gap yang berada di rentang 6.691 sampai 6.696.

Dia menyebut sektor energi atau IDX Energy menjadi pemberat pegerakan IHSG hari ini. Hal ini lantaran sektor energi masih dipengaruhi oleh pergerakan harga batu bara global yang masih terkoreksi.

“Di sisi lain, sentimen global seperti debt ceiling AS dan potensi krisis likuiditas AS masih menjadi kekhawatiran para pelaku pasar,” ujar Herditya kepada Bisnis, Senin (15/5/2023).

Menurutnya IHSG berpeluang untuk menguat paling tidak pada perdagangan besok. Adapun beberapa saham mendapatkan rekomendasi buy on weakness (BoW) sepeti ASII pada harga Rp6.325-Rp6.400, JPFA pada Rp1.200-Rp1.240, dan APLN pada Rp150-Rp160.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper