Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja emiten BUMN karya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) kian menunjukkan penurunan semenjak masa pandemi Covid-19 atau pada 2020. Manajemen WIKA pun tengah mempersiapkan sejumlah strategi guna mendongkrak kinerja.
Berdasarkan catatan Bisnis, WIKA mampu membukukan pendapatan Rp27,21 triliun dengan laba sebesar Rp2,28 triliun pada 2019. Namun, begitu masa pandemi pendapatan turun 39,23 persen menjadi Rp16,53 triliun, dan laba turun 91,82 persen menjadi Rp185,76 miliar.
Pada 2021, pendapatan WIKA naik 7,69 persen menjadi Rp17,8 triliun, sedangkan laba kembali turun 36,66 persen menjadi Rp117,66 miliar.
Hal yang sama juga terjadi pada 2022, WIKA mengalami peningkatan pendapatan 20,61 persen menjadi Rp21,48 triliun. Meski demikian, kinerja bottomline WIKA harus berbalik dari laba Rp117,66 miliar menjadi rugi Rp59,59 miliar.
Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya mengatakan kinerja pasca pandemi sejatinya menunjukkan peningkatan walau belum sepenuhnya kembali ke era sebelum pandemi Covid-19. Dia pun berkaca pada pendapatan WIKA yang meningkat dari 2020 sampai 2022.
Namun, dia menyebut tingginya beban pendanaan WIKA turut berpengaruh terhadap kinerja bottomline WIKA. Salah satu beban yang dimaksud adalah pendanaan proyek investasi jangka panjang yang dalam fase akhir konstruksi maupun awal operasi.
Baca Juga
Meski demikian, dia enggan merinci proyek apa investasi jangka panjang apa saja yang dimaksudkan.
“Sehingga belum dapat memberikan return maupun hasil yang optimum bagi perusahaan,” ujar Mahendra kepada Bisnis, Minggu (14/5/2023).
Adapun, dia menyebut WIKA telah menetapkan sejumlah langkah untuk memperoleh hasil usaha yang lebih optimal. Diantaranya adalah penerapan lean construction, serta digitalisasi melalui eskalasi kapasitas BIM (Building Information Modeling) yang terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP).
Lebih lanjut, dia mengatakan WIKA juga menyasar sejumlah proyek yang memiliki skema pembayaran per bulannya. Hal ini pun tercermin dari sebagian kontrak baru yang diperoleh per Maret 2023 seperti Pelebaran Tol Cikopo - Palimanan dan Pembangunan Business Center dan Lanjutan Landscape Poltekpar Bali.
Sebagai informasi, membukukan kenaikan pendapatan bersih hingga 37,42 persen menjadi Rp4,34 triliun per kuartal I/2023. Sementara itu, pada periode yang sama pada tahun lalu WIKA mencatat pendapatan bersih sebesar Rp3,16 triliun.
Namun capaian tersebut tidak disertai dengan efisiensi pada beban-beban perusahaan. Misalnya beban pokok pendapatan sebesar Rp4,02 triliun yang naik 43,44 persen daro Rp2,80 triliun secara YoY.
Peningkatan juga terjadi pada beban umum dan administrasi yang naik sebesar 0,88 persen menjadi Rp203,98 miliar. Beban lain-lain juga meningkat 20 persen menjadi Rp228,51 miliar.
Lalu, beban dari pendanaan WIKA juga ikut membengkak 101,34 persen menjadi Rp570,44 miliar kuartal pertama 2023 dari Rp283,32 miliar secara YoY. Beban pajak juga meningkat 14,09 persen menjadi Rp76,16 miliar.
Akibatnya, WIKA mencatat rugi bersih sebesar Rp521,25 miliar. Kinerja bottom line ini kontras dengan periode yang sama tahun tahun lalu dimana perseroan masih mampu membukukan laba sebesar Rp1,32 miliar.