Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Perkasa, Rupiah Ditutup Melemah Bersama Mayoritas Mata Uang Asia

Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan Jumat (12/3/2023). Rupiah ditutup melemah ke Rp14.750,5 per dolar AS.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan Jumat (12/3/2023). Rupiah ditutup melemah ke Rp14.750,5 per dolar AS bersama dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,20 persen atau turun 29 poin. Hal tersebut terjadi di tengah kenaikan indeks dolar AS sebesar 0,08 persen ke 101,95 dari posisi dari posisi pembukaannya 101,90.

Bersama dengan rupiah, sebagian besar mata uang Asia lainnya juga melemah. Penurunan terdalam dialami oleh won Korea Selatan yang anjlok 0,62 persen terhadap dolar AS. Baht Thailand menyusul dengan penurunan 0,31 persen.

Ringgit Malaysia juga terpantau melemah 0,25 persen terhadap greenback. Sementara itu, yuan China menjadi satu-satunya yang menguat dengan kenaikan tipis 0,01 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya menyebutkan penguatan dolar AS disebabkan oleh ketidakpastian atas kebijakan moneter AS setelah sinyal beragam dari data ekonomi yang rilis pekan ini. Dolar terpantau bertahan di level tertinggi dalam 10 hari di tengah berkurangnya perkiraan penurunan suku bunga.

Data perdagangan dan inflasi China yang mengecewakan menunjukkan pemulihan ekonomi yang melambat di ekonomi terbesar di Asia itu. Data tersebut meningkatkan ekspektasi pelonggaran kebijakan lebih lanjut oleh Beijing.

Sementara itu, lonjakan klaim pengangguran AS yang mengejutkan menunjukkan beberapa pendinginan di pasar tenaga kerja. Di sisi lain, inflasi yang kaku untuk April mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama tahun ini.

Inflasi harga konsumen dan produsen AS sedikit menurun pada bulan April, tetapi tetap jauh di atas kisaran target Fed. Harga Fed Fund berjangka juga menunjukkan bahwa pasar menurunkan ekspektasi untuk setiap pemotongan suku bunga oleh bank sentral tahun ini.

“Tren seperti itu menandakan lebih banyak dukungan untuk dolar, dan kemungkinan akan menekan mata uang Asia karena jarak antara utang berisiko dan berisiko rendah tetap sempit. Sebagian besar bank sentral Asia telah menghentikan siklus kenaikan suku bunga mereka tahun ini, memberikan sedikit dukungan terhadap mata uang regional,” kata Ibrahim, Jumat (12/5/2023).

Meski demikian, industri manufaktur nasional masih menunjukkan performanya sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Pada 2022, sektor industri manufaktur tumbuh positif sebesar 5,01 persen dan memberikan kontribusi tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya, yakni sebesar 16,48 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,31 persen.

Tren positif tersebut berlanjut pada 2023. Per kuartal I/2023, industri manufaktur tercatat tumbuh positif sebesar 4,67 persen dan masih menjadi kontributor tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu sebesar 16,77 persen.

Dengan melihat sejumlah sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif pada perdagangan Senin (15/5/2023) pekan depan, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.730 sampai dengan Rp14.800 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper