Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor tambang afiliasi orang terkaya di Indonesia afiliasi Low Tuck Kwong, PT Samindo Resources Tbk. (MYOH) menyiapkan dividen miliaran untuk para pemegang saham.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) MYOH pada 10 Mei 2023 memutuskan pembagikan dividen US$7.016.074 (US$7,01 juta) atau sekitar Rp103 miliar (estimasi kurs Rp14.700 per dolar AS). Nilai itu setara US$0,00318 per saham.
Jadwal Dividen Samindo (MYOH)
- Cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi : 19 Mei 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi : 22 Mei 2023
- Cum dividen di pasar tunai : 23 Mei 2023
- Ex dividen di pasar tunai : 24 Mei 2023
- Daftar Pemegang Saham Berhak atas Dividen Tunai : 23 Mei 2023
- Pembayaran dividen : 9 Juni 2023
Berdasarkan laporan keuangannya, MYOH membukukan pendapatan senilai US$141,5 juta atau setara Rp2,17 triliun (kurs Jisdor Rp15.349 per dolar AS). Pendapatan ini turun 11,92 persen dibanding 2021 yang sebesar US$160,6 juta.
Pendapatan ini turun akibat pendapatan overburden removal MYOH turun US$92,75 juta, dari US$110,8 juta di 2021, atau melemah 16,31 persen. Begitu pula jasa pengangkutan batu bara yang turun 1,98 persen menjadi US$46,9 juta, dari US$47,8 juta secara tahunan.
Corporate Secretary Samindo Resources Ahmad Zaki Natsir mengatakan pendapatan MYOH 2022 turun karena volume, terutama volume overburden.
"Kalau tahun 2022 faktor terbesar pendapatan turun karena volume, terutama overburden. Penyebabnya karena curah hujan sangat tinggi, jadi sering standby," ujar Zaki dihubungi Bisnis.
Baca Juga
Beban pokok pendapatan MYOH turun 4,65 persen menjadi US$114,5 juta pada 2022, dari US$120,18 juta secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Meski beban pokok pendapatan turun, laba kotor MYOH turun 33,5 persen dari US$40,4 juta, menjadi US$26,9 juta di 2022.
Turunnya pendapatan Samindo Resources ini turut membuat laba bersih MYOH turun 47,74 persen, dari US$26,9 juta pada 2021, menjadi US$14,07 juta atau setara Rp215,97 miliar.
Adapun per 31 Desember 2022, jumlah aset emiten yang dimiliki 14,18 persen oleh Low Tuck Kwong ini tercatat naik menjadi US$169,4 juta, dari US$163,9 juta dibandingkan 31 Desember 2021.