Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Bisnis Prajogo Pangestu yang Bikin Dia Jadi Orang Terkaya ke-5 Indonesia

Nama Prajogo Pangestu telah melesat menjadi orang kelima terkaya di Tanah Air dengan harta mencapai US$6 miliar atau setara dengan Rp88 triliun.
Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu

Bisnis.com, JAKARTA - Nama Prajogo Pangestu telah melesat menjadi orang kelima terkaya di Tanah Air dengan harta mencapai US$6 miliar atau setara dengan Rp88 triliun.

Prajogo Pangestu berada tepat berada di bawah Sri Prakash Lohia. Sementara tiga besar orang terkaya masih diduduki oleh bos PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), yakni Low Tuck Kwong dan Hartono bersaudara pemilik Grup Djarum.

Posisi Prajogo Pangestu pun mengalahkan Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, pendiri Harita Group, perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, seperti pertambangan nikel dan bauksit, smelter ferronikel, kilang penyulingan alumina, perkebunan kelapa sawit, ekspedisi, kayu, batu bara, hingga properti.

Lantas, seperti apa gurita bisnis dari Prajogo Pangestu ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya . 

1. Barito Pacific

Di balik kesuksesan Prajogo Pangestu mengelola perusahaan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia, pria kelahiran Sambas, Kalimantan Barat, pada 1944 ini memiliki nasib yang kurang beruntung secara finansial dan sempat menjadi sopir angkot di kotanya.

Sekitar 1960, ketika Prajogo Pangestu menjalani profesi sebagai sopir angkot, dia akhirnya bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia bernama Bong Sun On atau Burhan Uray. 

Pertemuannya dengan pengusaha kayu asal Malaysia tersebut akhirnya membuat nasibnya sedikit demi sedikit berubah ke arah yang lebih baik. Prajogo Pangestu mulai meniti karier di PT Djajanti Group milik Sun On pada 1969. 

Berkat kerja kerasnya, tujuh tahun kemudian Prajogo mendapatkan jabatan general manager (GM) di pabrik Plywood Nusantara. Usai setahun berkarier, Prajogo Pangestu memberanikan diri membuka usaha sendiri. 

Mulanya, Prajogo Pangestu membeli CV Pacific Lumber Coy yang bermodalkan utang dari bank. Perusahaan ini sukses dan membawa ke lantai bursa pasar modal Indonesia pada 1993 dan akhirnya berganti nama menjadi PT Barito Pacific pada 2007. Bisnisnya terus melesat hingga bekerja sama dengan anak-anak mantan Presiden Soeharto dan pengusaha lainnya.

Bahkan, entitas usaha yang didirikan Prajogo Pangestu ini menyatakan kesiapan diri untuk mendukung pemerintah dalam mengembangkan kendaraan listrik lewat sokongan bahan baku plastik melalui PT Barito Pacific Tbk. (BRPT)

2. Kuasai Chandra Asri

Berlanjut pada 2007, Prajogo Pangestu melalui BRPT menguasai 70 persen perusahaan Chandra Asri Petrochemical (TPIA). Dua tahun berselang tepatnya pada tahun 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia yang merupakan produsen petrokimia terintegrasi di Indonesia.

Prajogo Pangestu yang berusia 78 tahun ini sempat menduduki posisi sebagai Presiden Komisaris PT Tripolyta Indonesia Tbk, Presiden Komisaris PT Chandra Asri Petrochemical Center. 

Sebagai informasi, perusahaan publik milik Prajogo Pangestu bergerak dalam bisnis usaha pengolahan dan manufaktur petrokimia, seperti etilena, pygas, polipropilena, propilena, dan lainnya

3. Petrindo Jaya Kreasi

PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) adalah perusahaan induk Prajogo Pangestu yang bergerak di sektor pertambangan mineral dan energi yang didirikan di Jakarta pada 2008. 

Melalui anak-anak usahanya, perusahaan ini memiliki dua konsesi pertambangan batubara di Kalimantan hingga pertambangan emas di Nusa Tenggara Barat. Melansir dari Forbes, Petrindo Jaya Kreasi baru mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Maret 2023. 

Sebelumnya, perseroan menggelar initial public offering (IPO) dengan melepas 1,69 miliar saham atau 15,03 persen di Rp220 per saham. Masa penawaran umumnya berlangsung pada 2-6 Maret. Dana yang diraih perseroan dari aksinya ini mencapai Rp 371,8 miliar.

4. Star Energy Geothermal

Pada Maret 2022, melalui Green Era Pte Ltd yang dikendalikan oleh taipan, Prajogo Pangestu membeli 33,33 persen saham Star Energy Group Holding Pte Ltd dari BCPG Thailand dengan nilai akuisisi US$440 juta atau setara Rp6,29 triliun. 

Melansir dari Bisnis, Star Energy Geothermal adalah produsen energi panas bumi terbesar di Indonesia dan pemimpin dalam bidang energi terbarukan yang berdiri pada 2003. 

Saat ini, Star Energy Geothermal mengelola dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia dan lapangan uap dengan kapasitas bruto sebesar 875 MW. Pada 2028, Star Energy menargetkan bisa memiliki portofolio 1.200 MW. 

Mengutip keterangan resmi di situs Grup Barito, ternyata Prajogo Pangestu sudah lama mengincar Star Energy dan berkeinginan menjadi pengendali sepenuhnya sejak 2009, langkah tersebut diambil untuk menjaga stabilitas keuntungan di bisnis energi. 

Green Era sendiri fokus pada proyek-proyek yang berkontribusi pada transisi energi di Asia Tenggara yang memiliki populasi besar, muda, dan urban, di beberapa negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper