Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut sedang mengkaji tahapan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Sementara untuk Holding BUMN Perkebunan Palm Co., OJK masih belum menerima dokumen penawaran.
Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan saat ini pihaknya sedang dalam proses mengkaji dokumen untuk IPO PHE. Namun, dia menyebut belum bisa memberikan informasi secara detail mengenai proses IPO sampai izin publikasi diberikan.
“IPO Pertamina Hulu Energi (PHE) saat ini masih dalam proses penelaahan dan tentunya untuk detail progress dan tahapan penelaahan saat ini OJK belum bisa memberikan penjelasan secara detail sampai dengan izin publikasi diberikan,” tuturnya dalam konferensi pers, Jumat (5/5/2023).
Sementara untuk Palm Co., dia mengatakan pihak OJK belum menerima dokumen untuk pernyataan pendaftaran IPO. Dia juga lantas belum bisa memberikan kepastian bahwa IPO dapat terlaksana pada 2023.
Kemudian untuk besaran IPO dari PHE maupun Palm Co. nantinya akan ditentukan ketika masa book building yang juga masih dapat berubah sebelum mendapat pernyataan efektif.
Selain itu, terdapat faktor-faktor eksternal yang dapat merubah besaran IPO suatu calon emiten. Misalnya adalah minat dari investor dan juga kesiapan calon emiten dalam proses bookbuilding.
Baca Juga
“Mohon dipahami bahwasannya bukan hanya satu-satunya izin dari OJK yang menghambat hal tersebut, tetapi ada berbagai faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kapan IPO itu bisa terlaksana,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan akan terus mendorong pertamina Hulu Energi untuk menjadi perusahaan terbuka yang masih menunggu izin persetujuan dari OJK.
"Kita dorong ini karena kita harus mendorong peningkatan produksi minyak. Sebelumnya renewable energy, bisa terjadi karena ada kebijakan dan uang, jangan sampai masih ada utang ketika ditekan oleh adanya energi baru terbarukan," kata Erick dalam Ramah Tamah dengan Media di Jakarta, Rabu (3/5/2023).
Dana hasil IPO, kata Erick, bisa digunakan untuk peningkatan produksi minyak, baik akuisisi di luar negeri atau eksplorasi yang ada di dalam negeri termasuk sumur tua.
"Itu perlu uang, itu yang akan kita sehatkan, jangan sampai utang," ujarnya.
Sementara itu, untuk IPO Palm Co., sebelumnya Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan saat ini PTPN sedang fokus dalam tahapan proses penggabungan sampai Agustus 2023. Proses IPO dari Palm Co. direncanakan dapat terlaksana pada September 2023.
“Kita lagi fokus dalam tahapan proses penggabungan dulu sampai dengan di bulan Agustus,” ujar Pahala pada 13 April 2023.